PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Meski kasus penyakit lumpy skin disease (LSD) yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Pasuruan belum dikategorikan kejadian luar biasa, namun kalangan anggota DPRD menaruh perhatian terhadap fenomena tersebut.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Fauzi, mengatakan pihaknya segera melakukan rapat koordinasi dengan dinas peternakan guna memastikan kasus LSD ini tidak semakin menyebar. Sehingga, para peternak maupun masyarakat tidak panik.
Baca Juga: Warga Komplain Limbah PT Cargill, Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Desak Pertanggungjawaban
"Saya sangat prihatin. Maka dari itu, kami akan melakukan pemanggilan kepada dinas terkait untuk mengatasi permasalahan ini. Mengingat kasus ini juga masih belum menyebar dengan luas," kata Fauzi saat ditemui di ruang komisi, Senin (29/5/2023).
Politikus Partai Gerindra ini menduga virus ini disebarkan melalui makanan konsentrat pada hewan. Namun, dugaan tersebut juga masih harus dipastikan dengan melakukan sidak ke lapangan serta observasi dan uji lab oleh intansi berwenang.
"Kami akan melakukan pengecekan dan turun ke lapangan secara langsung dan melihat kondisi ternak yang terinfeksi. Kami juga memastikan untuk saat ini tidak ada penutupan pasar hewan," lanjutnya.
Baca Juga: Anggota Dewan ini Sebut Hortikultura Kabupaten Pasuruan Tak Kalah dengan Daerah Lain
Fauzi memastikan bahwa penyebaran penyakit ini masih terpantau normal. Kalaupun ada sapi yang terinfeksi, hanya di beberapa kecamatan. Berdasarkan data pada tanggal 23 Mei lalu, setidaknya ada 69 kasus ternak yang terkena virus LSD.
Kasus paling banyak yakni di Kecamatan Gempol dengan total 20 kasus. Lalu disusul dengan Kecamatan Sukorejo dengan 17 kasus, dan 10 kasus di Kecamatan Beji. (bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News