SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri atas Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat sedang berada dalam masa tenggang dikarenakan usulan Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres. Hal itu dikarenakan latar belakang Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Koalisi Perubahan dibentuk atas kesepakatan politik antara dua partai oposisi dengan satu partai peserta Koalisi Indonesia Maju. Dibentuknya koalisi ini bertujuan untuk menjadi Tim Persiapan atau Tim Kecil yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden Indonesia pada Pemilu 2024.
Baca Juga: Soal Ekspor Pasir Laut, Mendag: Kok Tanya Saya?
Pada tanggal 24 Maret 2023 telah ditandatangani nota kesepakatan pendirian Koalisi Perubahan oleh Ketua Umum partai anggota. Dalam acara penunjukan plakat nota kesepakatan tersebut dihadiri oleh Tim Kecil koalisi Perubahan, yakni Sudirman Said (Juru Bicara Anies Baswedan), Willy Aditya (Ketua DPP Partai Nasdem), Teuku Riefky Harsya (Sekjen Partai Demokrat), Sugeng Suparwoto (Ketua Tim Pemenangan Partai Nasdem), Al-Muzzammil Yusuf (Ketua DPP PKS), dan Mohamad Sohibul Iman (Wakil ketua Majelis Syura PKS).
Pengusungan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden menurut Teuku Riefky Harsya disepakati oleh Surya Paloh selakau Ketua Umum Partai Nasdem. Riefky mengeklaim bahwa keputusan itu diambil saat Paloh dan Muhaimin bertemu di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng pada tanggal 29 Agustus 2023 malam.
Anies pun langsung dipanggil Paloh untuk membicarakan terkait hal tersebut. Namun, Nadem dan Anies tidak memberitahukan keputusan itu kepada Partai Demokrat.
Baca Juga: 45 Anggota DPRD Trenggalek 2024-2029 Resmi Dilantik, Bupati Ucapkan Selamat dan Apresiasi
Disisi lain, Paloh mengatakan bahwa hingga saat ini Muhaimin belum resmi menjadi bacawapres Anies pada Pemilu 2024 mendatang. Tetapi, ia meminta seluruh pihak menunggu dinamika politik selama 1-2 hari ke depan.
Paloh mengaku tidak menginginkan KPP bubar. Namun, ia akan menghormati keputusan Demokrat jika akhirnya memilih untuk keluar.
"Saya hormati, apalagi yang harus saya katakan? Kalian lihat, model saya ini kira-kira ada bakat sebagai pengkhianat atau tidak?" ujar Paloh.
Baca Juga: Gunakan Baju Perjuangan, Ony-Antok Berangkat Daftar Pilbup ke KPU Ngawi
Paloh juga menampik wacana memasangkan Anies-Muhaimin merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News