Wakil Ketua PCNU Kota Cimahi: Hasil Munas itu Haram, Tak Bisa Diberlakukan

Wakil Ketua PCNU Kota Cimahi: Hasil Munas itu Haram, Tak Bisa Diberlakukan Konfercab NU Kota Cihami dibuka oleh Wali Kota Cimahi Hj Atty Suharti. Ibu Wali kota ini mengaku bangga dan senang bekerjasama dengan NU untuk membangun kota Cimahi yang religius.. Foto: cikalnews.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Respon terhadap Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Sabtu, 14-15 Juni 2015 lalu terus mengalir. Kali ini Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cimahi Jawa Barat KH Muhya Hadian merespon secara keras.

Menurut dia, Munas yang yang dipaksakan untuk mengegolkan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) sebagai pemilihan Rais Am yang digelar di kantor PBNU itu tak sah. ”Munas itu inkonstitusional, melanggar AD/ART dan tujuan organisasi. Hasilnya haram dan tidak bisa diberlakukan,” tegas Muhya Hadian dalam keterangan tertulisnya yang diterima BANGSAONLINE.com.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Ia menjelaskan kenapa beberapa elit PBNU memaksaan AHWA dalam Munas itu. ”Untuk meloloskan jagonya,” katanya.

Tersiar informasi secara luas bahwa kandidat yang dijagokan elit PBNU adalah KHA Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai calon Rais Am dan KH Said Aqil Siroj sebagai calon Ketua Umum PBNU. Jadi AHWA itu mau dipaksakan dalam Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang hanya untuk mempertahankan jabatan.

Ia menilai cara-cara Munas yang tak ahlaqul karimah itu sangat tidak aspiratif karena tak sesuai dengan aspirasi para pengurus NU, baik di tingkat PWNU maupun PCNU di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Selain itu, menurut dia, para pelaksana Munas yang mengusung AHWA itu menjadi pintu masuk paham luar ke dalam NU selama ini. ”Ini merupakan pintu masuk paham-paham dari luar NU, bila AHWA diberlakukan. Ini jelas upaya untuk melemahkan NU,” katanya.

Karena itu, tegas dia, tak ada cara lain selain melakukan perlawanan. ”Harus yakin dengan kekuatan Allah SWT. Kita harus membuat perlawanan dengan cara sistematis, strategis, elegan, berani, yakin percaya diri, ikhlas lillahi ta’ala,” katanya.

”Karena kedzaliman yang sudah terorganisir bisa mengalahkan kebenaran yang tercera berai,” tambahnya sembari minta muktamirin berkomitmen untuk menjaga keutuhan NU.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Ia juga mengingatkan agar pengurus NU melakukan konsolidasi kader yang berkomitmen untuk menjaga keutuhan dan kemurnian NU. ”Pimpinan NU untuk periode ke depan harus steril dari paham-paham di luar paham NU. Pimpinan NU ke depan harus kader yang militan ke-NU-annya dan terukur jejak rekam kiprah ke-NU-annya,” katanya.

Secara terang-terangan ia menyebut nama KHA Hasyim Muzadi yang paling pantas untuk diamanati sebagai Rais Am Syuriah PBNU, sedang untuk Ketua Umum Tanfidziah PBNU adalah KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah).

Menurut dia, duet Kiai Hasyim Muzadi dan Gus Solah ini sangat pas karena sama-sama punya kemampuan organisasi dan manajerial. Ia yakin, duet dua kiai ini bisa mengembalikan martabat dan kekokohan NU secara organisasi setelah lima tahum terakhir ini NU gagal menjalankan roda organisasi secara baik dan kuat. ”Pemimpin NU ke depan harus punya kemampuan manejerial,” katanya berulang-ulang.

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

Selain itu, tegas dia, pemimpin NU ke depan harus berani melawan kelompok yang dhalim yang berupaya merusak NU. “Pemimpin NU harus berani, benar, tegas, konseptual, ikhlas dan konsisten,” katanya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO