PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Aktivis Pandowo Limo (APL) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut harta kekayaan para pejabat di lingkungan Kantor Bea Cukai Wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan.
Hal itu disampaikan melalui aksi yang digelar di depan Kantor Bea Cukai Wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan di Pandean, Rembang, Bangil, Senin (11/9/2023).
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Korlap APL, Ayik Suhaya, mengatakan bahwa gaya hidup pejabat kantor bea cukai patut dicurigai karena serba istimewa. "Baik itu mulai dari kepala kantor, kabag, kabid, hingga staf-stafnya," cetus Ayik.
Tidak hanya itu, Ayik juga menyoroti penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) Kanwil Bea Cukai Pasuruan yang menurutnya tidak tepat sasaran.
Padahal, anggaran DBHCHT di Kabupaten Pasuruan tertinggi di Indonesia. Perinciannya, untuk Kabupaten Pasuruan mencapai Rp335 miliar, sedangkan Kota Pasuruan Rp29 miliar.
Baca Juga: Eks Wakil Ketua KPK Jadikan Peserta Seminar Responden Survei: 2024 Masih Sangat Banyak Korupsi
Namun demikian, kesejahteraan di Kabupaten/Kota Pasuruan tak seiring dengan tingginya DBHCHT yang didapat. Ia menyontohkan sektor infrastruktur, di mana masih banyak jalan yang rusak.
Menurutnya, pemanfaatan DBHCHT harusnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapa yang terjadi sejauh ini hanyak digunakan sosialisasi yang tidak jelas manfaatnya.
Ayik menyebut dari jumlah DBHCHT yang diterima, 30% di antaranya digunakan untuk sosialisasi gempur rokok ilegal. Namun, Ayik menyebut sosialisasi yang dilakukan pemda melalui satpol PP hanya sebatas euforia.
Baca Juga: Kasus Hibah Pokmas APBD Jatim, Anak Cabup Jombang Mundjidah Dipanggil KPK
"Kenyataan di lapangan masih banyak rokok tanpa cukai ditemui di kios-kios rokok. Ada dugaan pula cukai tidak sesuai peruntukannya, dan ini dilakukan pembiaran oleh petugas BC Pasuruan," ungkapnya.
Saat orasi, Ayik juga menyindir Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Kabupaten dan Kota Pasuruan Hatta Wardhana yang terkesan cuek dengan aspirasi masyarakat.
"Kami lebih mudah menjumpai kapolres, dandim, dan pejabat tinggi lainnya daripada menemui kepala kantor (bea cukai) yang kesannya arogan dan sombong," ucap Ayik.
Baca Juga: Nama-Nama Anggota DPRD Jatim yang Diperiksa KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah
"Kami sebelum mengadakan aksi ini sudah konfirmasi. Moro ujuk-ujuk datang, tapi oleh kakan tidak dihargai kedatangan kami," tegas Ayik.
"Nanti kami lapor kakanwil (Jatim) bahwa Kakanwil Bea Cukai Kabupaten/Kota Pasuruan bobrok," pungkasnya.
Sekadar informasi, APL merupakan gabungan aktivis dari 5 LSM. Masing-masing adalah GMFKPPI yang diketuai oleh Ayik Suhaya, M-Bara dipimpin Saiful, Pantura dipimpin Lukman Hakim, Jimat dipimpin Muclis, dan LSM lainnya. (afa/par)
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News