PWNU Papua Barat: Mindset Syiah, PBNU Rendahkan Syuriah

PWNU Papua Barat: Mindset Syiah, PBNU Rendahkan Syuriah Thoriqoh benar-benar menjadi basis NU. Tampak gerakan dakwah Thariqat Sarkubiyah menembus pedalaman di Papua. Foto: Tharikat Sarkubiyah

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harus direformasi atau dirombak total. Karena para petinggi PBNU yang sekarang berkuasa selain tidak menghargai Rais Am Syuriah juga merendahkan dan mengabaikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) serta Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama seluruh Indonesia.

PBNU yang sekarang tidak lagi mengindahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU. Bahkan banyak figur PBNU yang taqiyah (menyembunyikan identitas/keyakinannya) berlindung di balik kebesaran NU untuk mengembangkan paham di luar Ahlussunnah WalJamaah (Aswaja).

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Penilaian itu disampaikan Rais Syuriah PWNU Papua Barat KH Ahmadi kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (1/6/2015). ”Saya melihat PBNU –terutama Kiai Said Aqil– sudah tidak konstitusional. Ia sangat arogan. Memaksakan kehendak. Saya tidak simpati,” kata Kiai Ahmadi dengan suara tegas.

Ia lalu bercerita satu persatu peristiwa yang menimpa PBNU dewasa ini. Salah satunya adalah kasus kerjasama PBNU dengan Unversitas al-Mustafa al-‘Alamiah Qom Iran tanpa sepengetahuan Rais Am Syuriah PBNU yang saat itu dijabat KH Ahmad Sahal Mahfudz.

”Ini kan bukti bahwa dia (Said Aqil) tak menghargai Syuriah,” katanya sembari menegaskan bahwa ini juga salah satu bukti taqiyah dari figur PBNU.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

(Baca juga: KH Cholil Nafis: PBNU Kerjasama dengan Universitas al-Musthafa al-Alamiyah Iran)

Menurut Kiai Ahmadi, dengan terbongkarnya kasus kerjasama PBNU-Syiah tanpa sepengetahun Rais Am Syuriah ini adalah bukti konkrit bahwa Said Aqil memang sudah tak menghargai Syuriah. Karena itu ia sangat tak percaya kalau kini mereka mensosialisasikan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) untuk pemilihan Rais Am dengan alasan memperkuat supremasi Syuriah. ”Mindset mereka sudah Syiah. Mereka taqiyah,” katanya.

Kini beredar informasi bahwa mahasiswa Indonesia yang kuliah di Iran sudah mencapai 6000 mahasiswa. Jika informasi ini benar, menurut Kiai Ahmadi, tentu sangat bahaya bagi NU ke depan. Karena saat mereka kembali ke Indonesia pasti mengembangkan ideologi Syiah termasuk dalam NU. Apalagi ajaran Syiah sangat indoktrinatif dan brainwashing (mencuci otak). Sehingga para mahasiswa yang berideologi Syiah sangat militan. (tim/bersambung)

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO