MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mojokerto dan instansi sejawat milik Pemkab Mojokerto yang bertetangga juga melakukan pengawasan ekstra pasokan daging di pasaran. Pengawasan difokuskan pada peredaran daging sapi gelonggongan dan maraknya daging celeng yang dipalsu sebagai daging sapi. Peredaran kedua jenis daging ini makin rawan terutama menjelang hari raya Idul Fitri.
"Saat-saat ini kami fokus pada peredaran daging sapi gelonggongan dan daging celeng yang diharamkan MUI," ungkap Plt Kadiskoperindag Kota Mojokerto, Soemardjono, Minggu (5/7).
Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN
Meski belum menemukan indikasi adanya peredaran kedua daging ini di pasaran, namun ia mewaspadai dan memantau terus di lapangan. "Kami terus memantau jangan sampai kebobolan. Karena kecenderungan ini ada, apalagi jelang Lebaran," cetusnya.
Pihak Komisi III DPRD Kota Mojokerto pun idem dengan kesiap siagaan Satker yang bertugas mengawasi bahan pangan ini. "Situasi saat ini memang dijadikan peluang oknum tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan. Salah satunya ya ini, menjual daging sapi gelonggongan maupun daging celeng yang diselundupkan sama daging sapi," kata Ketua Komisi III, Djunaedi Malik.
Ia khawatir, daging celeng yang diperoleh dari hasil buruan di hutan dioplos dengan daging sapi beredar di pasar-pasar tradisional. Kekhawatiran itu muncul, juga terkait merangkaknya harga daging sapi yang beredar di pasaran yang mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024
Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto, mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya daging celeng dan gelonggongan, kepala pasar harus mengecek daging saat datang. Karena tidak menutup kemungkinan daging dari jagal dicampur dengan daging lain.
"Masuknya daging ke pasar menentukan peredaran daging yang ada. Kalau sampai ada daging celeng dan daging gelonggongan masuk, kepala pasar harus bertanggung jawab," tandas Bambang Purwanto.
Dipaparkan Bambang, untuk masyarakat yang ingin tahu agar melihat ciri-cirinya, warna daging celeng lebih pucat dari daging sapi. Warna daging celeng mendekati warna daging ayam. Serat daging sapi lebih padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas, berbeda dengan celeng yang seratnya samar dan sangat renggang.
Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah
Selain itu, lemak daging celeng memiliki tekstur lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. Lemak pada daging celeng sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging sapi agak kering dan tampak berserat. Tekstur pada daging sapi juga lebih kaku dan padat dibanding dengan daging celeng yang lembek dan mudah diregangkan.
Untuk daging celeng memiliki aroma khas, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah diketahui semua masyarakat.
Biasanya, lokasi penjualannya di tempat agak gelap dan cukup terpisah dari yang lainnya sehingga tidak menjadi pusat perhatian orang banyak. (yep/rvl)
Baca Juga: 3 Raperda Hasil Fasilitasi Gubernur Jatim Turun, Pemkot Mojokerto Sodorkan 5 Raperda Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News