
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) mempertanyakan keberanian Komisi IV DPRD Gresik mengusut dugaan keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang dimobilisasi untuk pemenangan bakal calon legislatif (bacaleg) tertentu pada pemilu 2024.
Direktur LSM Lembaga Pemantau Birokrasi (LPB), Novantoro, mempertanyakan sikap Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Mohammad.
Baca Juga: Dijamin Lancar! Atasi Kredit Dibayarkan Tidak Muncul 'No Result Found' saat Pemindahbukuan Coretax
Sebelumnya, Mohammad menyatakan pihaknya tak bisa tindaklanjuti dugaan penyimpangan program PKH karena tidak adanya laporan atau pengaduan dari masyarakat.
"Mengapa harus pengaduan dari masyarakat? DPRD kan wakil rakyat," cetus Novantoro kepada BANGSAONLINE.com, Senin (9/10/2023)..
Novan juga mempertanyakan ketua komisi IV yang sebelumnya mengaku punya data KPM PKH yang dimobilisasi bacaleg tertentu untuk membantu suara pada pemilu 2024.
Baca Juga: Nazar Diterima CPNS Mahkamah Agung, Ermaya dan Syahrul Jalan Kaki dari Gresik ke PN Tuban
"Yang pernah bilang punya data tolong cepat digelar. Nggak usah nunggu adanya laporan dari masyarakat," pintanya.
Sementara itu, Koordinator LSM Informasi dari Masyarakat (IDR), Choirul Anam, menilai DPRD Gresik tak punya daya untuk membongkar skandal tersebut.
"Punya daya apa DPRD dalam menangani penyalahgunaan PKH, wong di antara mereka terindikasi sebagai pelakunya," ucapnya.
Baca Juga: Data Penyaluran Bansos Tak Lagi Pakai DTKS, Mensos Gus Ipul Jelaskan Tentang DTSEN
Menurut Cak Anam, begitu panggilan akrabnya, dalam aturan, koordinator kabupaten (korkab), koordinator kecamatan (korcam), dan pendamping desa PKH jelas dilarang berpolitik praktis.
Hal itu sama seperti petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan petugas pemilu lain, seperti halnya aparatur sipil negara (ASN).
"Karena mereka digaji oleh negara, uang APBN," terangnya.
Baca Juga: Info Apakah Sudah Ditransfer BLT Rp600 Ribu Bank BRI, BSI, BNI dan Login Cekbansos di Sini
Cak Anam mengaku punya data sejumlah bacaleg yang memobilisasi pendamping PKH dalam posko untuk pemenangan pemilu 2024.
"Ini banyak datanya, baik berupa foto dan bukti lain. Silahkan DPRD minta kalau butuh," pungkas Cak Anam. (hud/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News