KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, berkunjung ke Kota Kediri untuk menemui kader dan simpatisan, Minggu (3/12/2023). Ia didampingi Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, dan Raja Juli Antoni.
Selain memberi arahan untuk pemenangan Pemilu 2024, Kaesang juga menjawab beberapa pertanyaan dari kader dan simpatisan PSI. "Kenapa PSI itu hanya dikenal di kota-kota besar saja? Sementara di kota kecil seperti Kota Kediri ini, PSI kurang ada gaungnya, bahkan ranting pun belum ada," tanya salah satu simpatisan kepada Kaesang.
Baca Juga: Banjir Banyakan Seret 3 Kendaraan, BPBD Kabupaten Kediri Siapkan Dapur Umum
Menanggapi hal itu, Kaesang mengakui bahwa PSI merupakan partai baru yang berusia 9 tahun. Sehingga, PSI belum mempunyai ranting dan anak ranting.
"Kami ini kan partai baru, masih 9 tahun berdiri dan kami belum bisa menjangkau seluruh ranting-ranting. Itu salah satu problem dari kami, kenapa kami belum bisa memperkenalkan PSI sampai ke pelosok. Untuk Kota Kediri saja masih sampai DPC belum sampai ranting dan anak ranting belum ada," paparnya.
Tapi, lanjut Kaesang, nanti setelah 14 Februari 2024, tugasnya adalah memperkuat ranting dan anak ranting agar PSI bisa dikenal sampai ke pelosok desa pada 2029.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
"Tapi itu memang bukan yang gampang untuk memperkenalkan Partai yang baru berdiri 9 tahun ini," kata putra bungsu Presiden Joko Widodo ini.
Kendati demikian, Kaesang tetap optimis PSI khususnya di Kota Kediri akan bisa memenuhi target memperoleh 6 kursi di DPRD Kota Kediri pada Pemilu 2024. Ketika ada pertanyaan terkait debat Cawapres yang harus didampingi Capres, ia mengaku kurang setuju dengan aturan KPU tersebut.
Menurut dia, ada yang kurang lantaran masyarakat ingin melihat kualitas Cawapres. Namun, apabila melihat keputusan KPU yang menyebut capres-cawapres itu Dwi tunggal, jadi harus saling berpasangan.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
"Kalau saya pribadi, lebih memilih ada debat Cawapres yang benar-benar tunggal. Sehingga kita bisa melihat langsung kualitas Pak Mahfud, Mas Gibran, dan Cak Imin. Biar aura Cawapres bisa terlihat," paparnya.
Sementara itu, Grace menambahkan bahwa sebenarnya yang pertama kali meminta untuk ditiadakan (debat cawapres) itu justru dari paslon nomor 1 dan itu ada catatannya.
"Sekarang sudah diputuskan debat cawapres kan tetap ada, tapi kalau ada framing seolah -olah akan menguntungkan Mas Gibran, itu tidak benar. Karena yang usul pertama kali untuk meniadakan debat cawapres adalah Paslon nomor 1," katanya. (uji/sis)
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News