Pentingnya penanganan stunting secara masif juga digencarkan oleh Bupati Blora, Arief Rohman, dan Bawaslu setempat. Arief mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk melakukan percepatan penurunan stunting di Blora.
Adapun langkah itu yakni, pengoptimalan data, peningkatan APBDes, optimalisasi pendampingan catin bumil baduta, AKS untuk identifikasi resiko pada kelompok stunting, bantuan sosial keluarga resiko stunting, pemberian TT, dan intervensi balita yang mengalami gizi buruk.
Lalu, lanjut Arief, ada PMT lokal dengan anggaran desa dengan berbagai inovasi, GenRe goes to school untuk memberikan sosialisasi pengetahuan kepada remaja, bedah rumah keluarga stunting, optimalisasi kampung KB, serta optimalisasi akses air bersih, dan jambanisasi.
Kepada para kader TPK dan peserta yang hadir di roadshow, ia mengajak untuk bersama mengawal suksesnya program Bangga Kencana, dan bagaimana proses bantuan kesehatan di masyarakat berlangsung.
“TPK tolong kepada keluarga kurang mampu dikawal untuk dapat berobat di puskesmas atau rumah sakit, untuk ketahanan pangan tolong TPK juga pantau bantuan yang kita berikan. Kemudian soal Pendidikan juga. Sehingga TPK dapat menginfokan kepada kami apabila ada yang tidak sekolah agar kami bisa kawal supaya kembali melanjutkan sekolah,” paparnya.
Sedangkan, Ketua Bawaslu Blora, Andyka Fuad Ibrahim, mendukung upaya yang telah dilakukan BKKBN dan Pemkab Blora dalam melakukan percepatan penurunan stunting. Menurut dia, pencegahan adalah hal yang harus diutamakan, sebelum harus menindak dan melakukan penanganan pada bayi yang mengalami resiko stunting.
“Bawaslu adalah sistem pengawasan pencegahan dan penanganan. Maka sama halnya dengan upaya penurunan stunting, perlu dilakukan pencegahan sehingga penanganan stunting tidak terlalu berat,” katanya.
Dalam mewujudkan New Zero Stunting bisa tercapai, BKKBN terus melakukan promosi, edukasi program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, bukan hanya untuk target 14 persen stunting pada tahun 2024 saja. Lebih dari itu, untuk mempersiapkan generasi Indonesia yang sehat, berdaya saing unggul, dan menjadi Generasi Emas pada 2045. (ris/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News