
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Siapa sangka dengan kekurangan yang dimiliki, M. Sugianto alias Mohak Ukir, warga Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, bisa berkreasi membuat ukiran kaligrafi, papan nama, dan ukiran wayang dari kayu jati.
Yang sudah pernah membeli hasil kreatifnya juga tak tanggung-tanggung. Sekaliber Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Baca Juga: Peringati Haul ke-76 Tan Malaka di Kediri, Puluhan Pegiat dan Mahasiswa Kirim Doa di Area Makam
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, juga pernah pesan papan nama hasil ukiran pria yang karib disapa Mohak tersebut. Sampai sekarang, ukiran itu masih dipasang di meja kerjanya.
Sedangkan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, pernah bisa ukiran punokawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.
Ditemui BANGSAONLINE.com, Mohak menceritakan awal mula dia bergelut dengan seni ukir kayu jati ini. Dengan keterbatasan fisiknya, dia pernah ikut kursus ukir di Solo sekitar 10 tahun yang lalu.
Baca Juga: Baru Dilantik, Mas Dhito Langsung Fokus Selesaikan Pembangunan 5 Tahun ke Depan
Kemudian, setelah bisa mengukir, Mohak lalu kerja di Solo di perusahaan ukir. Pada 2010 lalu, dia pulang kampung ke Kediri dan masih kerja di tempat orang.
Setelah itu, dia memutuskan untuk menetap dan tinggal di rumahnya sendiri di Desa Peh Kulon. Di rumahnya, Mohak tetapi berkarya dengan membuat ukiran sendiri.
"Alhamdulillah, sekarang saya punya karyawan 5 orang yang membantu untuk membuat ukiran," ujarnya, Kamis (7/12/2023).
Baca Juga: Dhito Bupati Kediri dan Pramono Gubernur DKI, Anies Baswedan: Historis, Bapak-Anak Dilantik Bareng
Yang membuat dirinya bangga ketika diberi kesempatan membuat piala ikan cupang saat ada lomba ikan cupang di Kabupaten Kediri. Waktu itu juara pertama adalah orang Jakarta.
"Ketika melihat di bawah piala ikan ada tulisan bahwa itu buat saya, orang Jakarta itu lalu menghubungi saya dan pesan untuk dibuatkan ukiran berjulah sekitar 20 untuk dibagi-bagikan kepada kawannya," imbuh pria yang memiliki 3 putra itu.
Untuk jenis ukiran dari kayu jati, lanjut Mohak, untuk pertama kali membuat bisa menghabiskan waktu satu Minggu. Setelah mahir, bisa di bawah satu Minggu.
Baca Juga: Kembali Jabat Bupati Kediri, Ini Rekam Jejak Kepemimpinan Dhito 4 Tahun Terakhir
Semua yang saya kerjakan ini, tidak lepas dari perhatian Pemkab Kediri dalam hal ini dinas sosial. Bentuk perhatian tersebut, menurut Mohak antara lain dengan memberikan pelatihan dan dibantu peralatan untuk membuat ukiran.
Biasanya orang yang ingin dibuatkan ukiran akan membawa foto atau mengirimkan foto, kemudian dibuatkan sketsa untuk pengerjaan ukiran.
"Untuk harga bervariasi tergantung besar kecilnya ukiran. Misalnya untuk membuat ukiran gunungan wayang, harganya sekitar Rp2 juta. Kalau bentuknya lebih kecil, seperti tokoh punokawan, harganya tentu lebih murah, sekitar Rp650 ribu," pungkasnya. (uji/mar)
Baca Juga: Jadi Korban Tabrak Lari, Santri Ponpes Ploso Kediri Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News