Bersama Dewan, Disperpusip Jatim Sosialisasikan Literasi Ponpes untuk Ratusan Santri

Bersama Dewan, Disperpusip Jatim Sosialisasikan Literasi Ponpes untuk Ratusan Santri Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, bersama Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, saat foto dengan para santri dalam sosialisasi Literasi Ponpes.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jawa Timur mensosialisasikan literasi pondok pesantren (ponpes) kepada ratusan santri, Kamis (7/12/2023). Agenda yang berlangsung selama 2 hari (7-8 Desember 2023) itu merupakan hasil kolaborasi bersama Komisi E DPRD Jatim.

Kegiatan bertajuk 'Literasi Santri Jayakan Negeri' ini dihadiri 100 peserta dari beberapa Ponpes di Jatim. Adapun mereka yang hadir sebagai narasumber yakni Kepala , Tiat S. Suwardi; Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih; Pustakawan Utama (Pustama) Perpusnas RI, Upriyadi; Sekretaris Umum Nahdlatut Turots, Ahmad Karomi; Wartawan dan Penulis, Moch. Sururi, serta Content Creator New Media TV 9 Nusantara, Annisa Agustin.

Baca Juga: Perubahan Nomenklatur BPR Jatim, Adhy Karyono: Optimalkan Peran untuk Tingkatkan Ekonomi

Dalam laporannya, Kepala mengatakan bahwa acara tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan literasi melalui peran perpustakaan di Ponpes. Ia pun berharap, sosialisasi itu mampu menumbuhkembangkan serta meningkatkan fungsi, dan peran perpustakaan dalam pondok pesantren.

"Sosialisasi ini diharapkan juga semakin meningkatkan minat dan kegemaran membaca serta kreatifitas menulis di lingkungan pondok pesantren," katanya.

Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim, Akh. Jazuli, saat menyampaikan sambutan pembukaan sosialisasi Literasi Ponpes secara virtual.

Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah

Sementara melalui jaringan zoom, Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim, Akh. Jazuli, menyebut dunia pesantren dikenal memiliki kiprah dan sumbangsih yang luar biasa terhadap penguatan literasi di negeri ini, terutama pada bidang keagamaan dan kebangsaan. Sehingga tradisi literasi umat Islam Indonesia, khususnya di kalangan pesantren sudah mengakar kuat.

Bahkan, kata Jazuli, literasi pesantren menjadi referensi universal dalam menyikapi segala tantangan kehidupan. Salah satu buktinya adalah adanya berbagai karya ulama pesantren nusantara yang sudah mendunia.

"Peran ulama Indonesia yang luar biasa, itu tentu harus dilanjutkan dan ditingkatkan oleh para santri dan pesantren di masa kini. Yakni dengan segala tantangan dan problematika yang sangat mungkin berbeda dengan masa 1-2 abad yang lalu," paparnya.

Baca Juga: Ketua DPRD Jatim Pimpin Upacara Hari Pahlawan 2024 di TMP Sepuluh Nopember 1945

Sekretaris Umum Nahdlatut Turots menyampaikan tentang episentrum literasi pesantren. Menurut dia, pesantren adalah tempat memperdalam ilmu agama yang mencakup 5 elemen, yaitu santri, kyai, kitab, masjid, dan pondokan, di mana pesantren telah menjadi pusat literasi dengan menggunakan metode sorogan.

"Mereka pembelajarannya secara individual dan menghadap bergiliran, menghafalkan, lalu menjelaskan di hadapan kyai," ucapnya.

Dengan demikian, banyak sekali karya tulis yang masih masyhur hingga saat ini. Karyanya bahkan dijadikan sebagai sumber rujukan di mana karya tersebut lahir dari pesantren.

Baca Juga: Oknum Anggota DPRD Jatim Warga Sampang Diduga Aniaya Istri Siri yang Berprofesi DJ

Upriyadi dari Pustama Perpusnas RI memaparkan terkait kebijakan pengembangan perpustakaan pesantren sebagai pusat inkubasi literasi. Ia menganggap, pesantren menjadi bagian dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Hal tersebut sesuai dengan tujuan negara kita, yakni NKRI. Sehingga pesantren dapat bersinergi dan berperan aktif membangun perpustakaan pesantren yang masuk pada kategori perpustakaan khusus," tuturnya.

Arah kebijakannya pun disesuaikan dengan pengembangan perpustakaan khusus, seperti aspek kelembagaan, pengembangan kompetensi SDM, dan pengembangan koleksi.

Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis Sinergi Eksekutif-Legislatif Wujudkan Jatim Lebih Maju dan Sejahtera

"Termasuk soal sarana dan prasarana, pengembangan layanan, serta pendanaannya," ujarnya.

Di sesi lain, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, menyatakan soal bagaimana membangun literasi di kalangan ponpes bisa berjalan efektif. Ia menilai, para pengasuh ponpes perlu mendorong para santrinya untuk terus berkarya dalam berliterasi, dan mereka diharapkan terbangun semangatnya dalam membaca dan menulis.

"Ajak santri-santri kecil kita untuk terus belajar membaca dan menulis," katanya.

Baca Juga: Mengintip Harta Kekayaan Harisandi Savari, Anggota DPRD Jatim dari PKS, Tembus Rp9,8 Miliar

Terpenting, lanjut Hikmah, semua keinginan itu harus dimulai. Pasalnya, dengan cara itu semuanya akan menjadi terbiasa.

"Keterbatasan tidak usah jadi kendala, karena sumber informasi kita sangat luar biasa. Karena keterbatasan menimbulkan kecerdasan," imbuhnya. (adv/mid/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO