KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Nur Isnawati Latuny (73) dan Layu Sumiarti (68) mengapresiasi program JKN atau jaminan kesehatan nasional dari BPJS Kesehatan. Mereka mengungkapkan hal tersebut ketika berada di area ruang tunggu poli rawat jalan RS Gatoel Mojokerto.
Latuny mengaku bakal menjalani perawatan rehab medik yang sudah rutin dilakukan beberapa tahun terakhir untuk mengatasi cedera pada tulang belakangnya. Selama ini, ia juga menjadi peserta program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) yang dikelola Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), tempatnya terdaftar yaitu Klinik Nusa Medika Gempolkrep.
Baca Juga: Mahasiswa dari Madiun Bagikan Pengalaman Bergabung dengan JKN: Lebih Tenang Hadapi Biaya Kesehatan
"Sudah lama sekali saya pakai program JKN untuk perawatan kesehatan saya, sudah bertahun-tahun saya fisioterapi di sini rutin seminggu 2 kali. Selain itu, saya juga punya asam lambung, jadi ke internis untuk dilakukan endoskopi," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (26/10/2024).
Latuny juga menyampaikan, dimudahkan saat pengalamannya selama mendapat perawatan kesehatannya, dengan memanfaatkan program JKN.
"Saya sangat bersyukur sudah menjadi peserta JKN, karena memang merawat kesehatan di masa tua ini ada aja penyakitnya. Saya juga jadi peserta prolanis di Klinik Nusa Medika Gempolkrep, karena saya juga punya penyakit iabetes," tuturnya.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
"Enak kalau ikut klub prolanis, sangat terbantu karena banyak kegiatan di klub untuk mengelola penyakit ini. Seperti senam sehat, bisa konsultasi kesehatan, dan ada juga pemeriksaan kesehatan bulanan, jadi saya bisa pantau terus kondisi kesehatan saya," imbuhnya.
Senada dengan yang diungkapkan Latuny, Layu yang juga sedang menunggu untuk pemeriksaan ke poli penyakit dalam. Ia menceritakan pengalamannya selama menjadi pasien yang menggunakan program JKN, karena baru saja operasi saluran kecing.
"Saya baru saja melakukan operasi saluran kencing, selain untuk penyakit ini, sebelumnya juga saya pernah untuk perawatan mata. Sama dengan bu Latuny saya juga menderita Diabetes Melitus, sudah dapet obat rutin dan jadi Peserta Rujuk Balik (PRB)," ungkapnya.
Baca Juga: Meskipun Terlindungi Program JKN, Mahasiswi dari Malang ini Tak Lengah Menjaga Kesehatan
Selama ini, Layu menjalani perawatan apapun dengan program JKN tidak pernah dipersulit. Apabila ada sesuatu yang tidak sesuai pasti dijelaskan dahulu, misalnya untuk dirinya yang memiliki hak perawatan kelas 2, namun saat butuh rawat inap kamar sesuai hak kelasnya sedang penuh.
"Pernah terjadi waktu saya butuh rawat inap, tapi kamar kelas 2 sedang penuh, jadi dijelaskan oleh perawat untuk sementara ditaruh di kamar kelas 3 dulu, dan setelah kamar kelas 2 tersedia saya langsung dipindahkan," paparnya.
"Jadi tidak ada masalah, asal dijelaskan dan kami pasien juga merasa nyaman. Saya juga tidak pernah diperlakukan buruk walaupun saya peserta JKN, apalgai sudah sepuh begini. Kalau, pelayanannya ruwet pasti saya bingung tapi selama ini semuanya mudah," ucapnya menambahkan.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Layu menjadi peserta JKN penerima pensiun swasta, karena dulunya almarhum suaminya bekerja di Pabrik Gula Gempolkrep. Ia sangat bersyukur karena perusahaan pabrik gula tersebut peduli dengan janminan kesehatan tenaga kerjanya, bahkan sampai pensiun juga masih diberi jaminan kesehatan melalui program JKN.
"Saya dan Latuny ini sudah bersahabat sejak suami kami masih bekerja di pabrik gula. Nah, sampai usia segini jadi sering masih sama-sama periksa kesehatan. Jadi kita sangat bersyukur didaftarkan menjadi peserta JKN. Walaupun gaji pensiun tidak seberapa tapi sudah tidak bingung lagi kalau ada masalah kesehatan, karena yakin sudah ada yang menjamin yaitu Program JKN," pungkasnya. (ris/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News