LAMPUNG, BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH Drs Aliman Marzuqi, MPdI mengaku prihatin terhadap perilaku Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Panitia Muktamar NU yang dianggap sama sekali tak mencerminkan akhlak mulia. Karena itu ia secara tegas menolak mengisi formulir Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang dipaksakan panitia Muktamar NU. “Kami menolak cara-cara premanisme,” kata Kiai Aliman Marzuqi kepada wartawan. (Baca juga: Panitia Muktamar Sembunyikan Tatib, PWNU Jateng: Ini Muktamar Tak Lazim)
Menurut dia, AHWA belum diputuskan Muktamar sehingga harus ditolak. “PWNU se-Indonesia menolak AHWA karena muktamirin tidak boleh dipaksakan,” tegasnya sembari menyatakan bahwa materi Muktamar hingga kini belum dierima PWNU Lampung. (Baca juga: 29 PWNU Tolak AHWA, PWNU Jateng Keluarkan SE Tolak Mengisi Formulir AHWA)
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Sementara ulama thoriqoh NU yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahlut Thoriqoh Al-Mu’Tabaroh An-Nahdlyiiyah (JATMAN) pimpinan KH. Habib Luthfi Ali Bin Yahya menyatakan keprihatinan terhadap kondisi NU sekarang, terutama dari sisi aqidah (ideologI), amaliyah (amalan) dan perilaku jam’iyyah (organisasi) ke-NU-an.
“Ini titipan dari Habib Luthfi. Jamaah NU terbanyak ada di JATMAN. Kalau NU ada apa-apa, maka akan terasa sekali oleh kami, termasuk dalam kacamata batin,” ungkap Ketua Umum Idaroh Aliyah (Pusat) JATMAN KH. Abdul Mu’thy Nurhadi kepada wartawan Senin (26/7).
Menurut dia, sekarang ini NU dikendalikan oleh orang-orang yang kurang bertanggungjawab. Ia menunjuk salah satu kasus pemaksaan mekanisme ahlul halli wal aqdi (AHWA) melalui surat edaran bagi peserta muktamar NU. Di situ ada penyebutan nama-nama ulama yang dikatakan sebagai calon anggota AHWA. ”Pada saat yang sama PBNU dan Panitia Muktamar mendiskreditkan ulama lain secara subyektif karena dianggap tak memenuhi syarat sehingga tak masuk AHWA,” katanya.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Ia juga menilai bahwa suasana Muktamar NU tidak menampakkan ke-NU-annya karena banyak ditumpangi kepentingan, termasuk partai politik tertentu. “Sampai muncul pertanyaan, ini muktamar NU atau muktamar partai,” tegasnya. (Baca juga: muktamar-nu-ke-33" style="background-color: initial;">PKB Kuasai Kepanitiaan Muktamar NU ke-33)
Melihat kondisi ini, JATMAN menegaskan mendukung KH. Hasyim Muzadi sebagai Rais Am. Para pimpinan JATMAN juga mendorong dan wanti-wanti agar jamaah thoriqoh yang jadi pengurus NU agar memilih KH. Hasyim Muzadi sebagai Rais Am dalam Muktamar NU nanti. (Baca juga: muktamar-nu" style="background-color: initial;">29 PWNU Ingatkan PKB agar tak Intervensi Muktamar NU)
“Habib Luthfi menegaskan bahwa tokoh yang yang bisa mengembalikan dan menyelamatkan NU dan punya ilmunya untuk itu adalah Kiai Hasyim Muzadi. Maka wajib hukumnya memilih ke Kiai Hasyim,” paparnya.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Menurut dia, kalau kondisi NU seperti sekarang dibiarkan akan berpengaruh pada kondisi NU ke depan. Karena kalau kondisi sekarang saja begini, bagaimana kondisi NU nanti. “Semoga mendapat ridho. Semoga Kiai Hasyim menjadi Rais Am. Kami ulama thariqoh optimis, kita mantap dan berjuang agar tercapai dengan ikhtiar kita dzaahiran (secara lahir) dan baatinan (secara batin). Insyaallah,” pungkasnya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News