JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Situs berita internasional META NEX sedang menjadi perbincangan publik. Situs berbahasa Inggris itu menurunkan berita investigasi tentang dugaan skandal pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar. Kasus itu diduga melibatkan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang kini sedang berlaga sebagai calon presiden RI bergandengan dengan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Berita itu ditulis Jhon Wiliam berjudul Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation (Investigasi Korupsi Uni Eropa terhadap Prabowo Subianto dari Indonesia). Tulisan itu diberi foto Prabowo Subianto sedang duduk di pesawat sambil mengacungkan jempol. Prabowo memakai jas abu-abu dan berdasi.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat, Ustadz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah Jadi Stafsus Presiden
Tulisan William itu membongkar kasus pembelian alutsista bekas dari Qatar, termasuk pembelian jet tempur Mirage-2000 bekas. Kontraknya senilai $792 juta atau sekitar Rp12,4 triliun.
Kesepakatan diteken bersama sebuah unit perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group (CSG) bernama Excalibur International.
Menurut tulisan Jhon William itu, harga Rp12,4 triliun yang disetujui oleh Prabowo, atau $66 juta per jet itu, sangat janggal. Karena pesawat jenis itu pada 2009 sempat ditawarkan Qatar secara gratis kepada pemerintah Indonesia.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Tapi Menhan RI yang saat itu dijabat Juwono Sudarsono, menolak tawaran tersebut karena biaya pemeliharaannya akan lebih mahal.
Sementara Prabowo justru memaksa pemerintah Indonesia untuk membayar $792 juta untuk pesawat yang sama; yang kini sudah 15 tahun lebih tua dibandingkan saat ditolak Menhan Juwono Sudarsono.
Kejanggalan lain, menurut tulisan William, adalah soal dugaan uang pelicin. Menurut William, Qatar menawarkan potongan harga sebesar 7 persen dari $792 juta. Tawaran itu didasarkan persetujuan pribadi Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed Al Attiyah. Artinya, seperti dikutip pojokbaca, Indonesia dapat cashback atau uang pengembalian $55,4 juta dari Qatar.
Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu
Masih menurut tulisan William, pada Januari 2023, Prabowo berkunjung ke Qatar menggunakan jet pribadinya. Di Bandara Doha, Prabowo diberi uang tunai sebesar $20 juta pertama. Jumlah itu berkisar Rp312.723.000.000.
Badan antikorupsi Eropa, The Group of States Against Corruption (GRECO), dilaporkan mengirimkan telegram ke Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 25 Januari.
Isi telegramnya, informasi bahwa European Investigative Order (EIO) tengah menyelidiki Excalibur International, terkait kesepakatan jual beli 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 itu.
Baca Juga: China Bakal Bantu Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
GRECO juga meminta bantuan kedutaan AS di Indonesia terkait penyelidikan ini.
Kontroversi pembelian pesawat termpur bekas dari Qatar itu sebenarnya sempat muncul dalam debat capres-cawapres 2024 yang digelar KPU. Saat itu yang mempersoalkan adalah Ganjar Pranowo, capres 03 yang berpasangan dengan Mahfud MD. Menurut Ganjar, pembelian alutsista bekas dari Qatar, termasuk pesawat tempur Mirage-5 itu gegabah.
Namun dalam debat capres itu Prabowo membela diri. Menurut dia, usia pakai pesawat tersebut masih tersisa 15 tahun.
Baca Juga: Desak Presiden Prabowo Adili Jokowi, Massa Aksi 411 Serukan Ganyang Fufufafa
"Jadi pesawat, umpamanya pesawat Mirage 2000-5 yang ada di Qatar, yang rencananya kita ingin akuisisi itu usia pakainya masih 15 tahun. Dan teknologi ini mengarah kepada yang lebih canggih," ujar Prabowo.
Memang, sejak awal sudah banyak kritik terhadap kebijakan Prabowo membeli jet Mirage 2000-5 dari Qatar. Namun Prabowo selalu membela kebijakannya. Menurut dia, banyak negara yang ingin membeli 12 unit pesawat tempur (jet) Mirage 2000-5 bekas dari Qatar itu.
Prabowo mengaku berhasil mendapatkan 12 unit pesawat tempur Mirage bekas itu lantaran memiliki hubungan baik dengan Qatar.
Baca Juga: Gubernur, Bupati dan Walikota juga Bakal Gunakan Mobil Dinas Maung, Berapa Harganya
"Ini sulit, banyak negara yang mau ambil. Alhamdulillah, dengan hubungan kita yang baik dengan Qatar, mereka kasih kepada kita," ujar Prabowo di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Kamis (15/6/2023).
Prabowo mengklaim kendati pesawat tempur Mirage dari Qatar ini bekas, namun memiliki teknologi yang canggih.
Ia menerangkan teknologi pesawat Mirage itu hampir mirip dengan pesawat jet Rafale yang diperkirakan akan tiba pada Januari 2026. Selain itu, Prabowo menyebut jam terbang pesawat juga tidak terlalu tinggi. Mengingat, wilayah Qatar yang kecil.
Baca Juga: Presiden BEM Unair Dapat Intimidasi, Dekan Bagong Suyanto Cabut Pembekuan BEM
"Dan teknologinya sudah sangat canggih dan nanti mengarah kepada Rafale. Jadi inilah pilot-pilot kita nanti akan kita latih di Mirage. Begitu Rafale datang, dia akan transisi ke Rafale," kata Prabowo dikutip CNNIndonesia.
Jhon William menutup tulisannya dengan harapan agar rakyat Indonesia memilih Presiden RI mendatang dengan pengetahuan yang cukup mengenai latar belakang calon presidennya.
"Mungkin saja pengungkapan yang kami peroleh membuat rekam jejak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan diteliti lebih detail. Masyarakat Indonesia berhak mengetahui kebenarannya sebelum mereka menuju tempat pemungutan suara pada tanggal 14 Februari agar mereka mendapat informasi yang lebih baik saat memilih," tulis Jhon William di META NEX.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029
Memang Menhan Prabowo menunda untuk membeli pesawat itu. Tapi yang menjadi pertanyaan banyak pihak, benarkah ia telah menerima uang pelicin lebih dulu.
Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang yang menjadi tim TKN Prabowo-Gibran membantah.
"Berita tersebut adalah hoaks terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari. Berita hoaks tersebut adalah sebuah pembusukan politik," kata Yusril dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/2/2024).
Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, juga membantah. Menurut dia, informasi tersebut hoaks.
"Itu berita fitnah. Faktanya tidak ada pembelian sama sekali sampai saat ini dan tidak ada di waktu yang akan datang," ujar Dahnil dikutip Tempo, Jumat, 9 Februari 2024.
Dahnil juga belum bisa memastikan batas waktu penundaan pembelian pesawat tempur bekas itu. Yang jelas, dia menjamin penundaan tak membuat RI harus membayar penalti karena telah menandatangani kontrak.
"Nah itu yang belum bisa kita jawab terkait dengan itu tentu ini kan terkait dengan kapasitas fiskal. Tentu yang paling bisa menjawab itu adalah Kementerian Keuangan karena kan tentu terkait dengan ketersediaan anggaran itu ada di domain Kementerian Keuangan," katanya.
Ketika ditanya apakah penundaan pembelian pesawat tempur itu sebagai upaya agar tak jadi sorotan di debat capres. Dahnil menegaskan lagi, penundaan itu terkait kapasitas fiskal.
"Penundaan itu terkait dengan kapasitas fiskal, artinya itu adalah keputusan Kementerian Keuangan kemudian Kementerian Pertahanan. Kalau Kementerian Pertahanan dalam hal ini Pak Prabowo sama sekali tidak ada perspektif politik terkait dengan kebijakan pertahanan, bagi Pak Prabowo terlalu murah kalau kemudian perspektif kebijakan pertahanan itu dibangun dengan pendekatan politik elektoral, kenapa? Karena wilayah udara kita yang kosong, itu sebenarnya sedetik pun tidak boleh terjadi," jawabnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News