Para Kandidat Ketua Umum PBNU Merapat ke Kiai Hasyim Muzadi

Para Kandidat Ketua Umum PBNU Merapat ke Kiai Hasyim Muzadi KH Hasyim Muzadi

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kian meluasnya dukungan terhadap KH Hasyim Muzadi sebagai Rais Am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tampaknya membuat beberapa kandidat Ketua Umum Tanfidziah PBNU ingin berduet dengan pengasuh pondok pesantren mahasiswa al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat itu.

Informasi yang diterima BANGSAONLINE.com menyebutkan, beberapa kandidat ketua umum PBNU ingin bersanding dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu setelah tahu peta dukungan dari PWNU dan PCNU. Bahkan As'ad Said Ali yang belakangan maju sebagai salah satu kandidat sowan ke kediaman Kiai Hasyim Muzadi untuk minta restu untuk maju sebagai calon ketua umum PBNU.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Bahkan beberapa Ketua PCNU mengungkap bahwa tim sukses Asad Said Ali yang kini mendatangi PCNU mengklaim bahwa Asad Said Ali berduet dengan KH Hasyim Muzadi. Benarkah?

Dalam pantauan BANGSAONLINE.com, dukungan terhadap Kiai Hasyim Muzadi sebagai Rais Am Syuriah PBNU memang makin tak terbendung. Ini tampak dalam pertemuan 29 PWNU di Jakarta pada 24 Juli 2015 lalu yang secara kompak mendukung Kiai Hasyim Muzadi sebagai Rais Am. Alasan mereka sangat mendasar, kondisi NU sedang darurat karena banyak paham diluar Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) masuk ke dalam NU. Yaitu Syiah, Islam Liberal, Wahabi dan neo komunisme.

Sementara duet kepemimpinan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai pejabat Rais Am Syuriah dan KH Said Aqil Siraj sebagai ketua umum PBNU dianggap gagal membendung serbuan paham luar Aswaja ke dalam NU. Bahkan duet dua kiai ini diduga menoleransi paham di luar Aswaja masuk ke NU. Apalagi Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdallah adalah menantu Gus Mus sendiri. 

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Sekedar informasi, Ulil terkenal dengan kredonya bahwa Islam Bukan Agama Paling Benar. “Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar,” kata Ulil seperti dikutip Majalah Gatra edisi 21 Desember 2002. Tesis-tesis nyeleneh seperti inilah yang membuat para kiai NU keberatan.

“Dengan tanpa rasa sungkan dan kikuk, saya mengatakan, semua agama adalah tepat berada pada jalan seperti itu, jalan panjang menuju Yang Maha Benar. Semua agama, dengan demikian, adalah benar, dengan variasi, tingkat dan kadar kedalaman yang berbeda-beda dalam menghayati jalan religiusitas itu. Semua agama ada dalam satu keluarga besar yang sama: yaitu keluarga pecinta jalan menuju kebenaran yang tak pernah ada ujungnya,” kata Ulil seperti dikutip Kompas edisi 18 Nopember 2002.

Gus Mus sendiri tak pernah mempersoalkan sikap menantunya itu. A Dardiri Zubairi, penulis di Kompasiana, mengaku pernah menyaksikan pernyataan Gus Mus soal Ulil. ”Saat saya mengikuti dialog Gus Mus,…di sebuah pondok pesantren di Sumenep, ada yang mempertanyakan keterlibatan mas ulil di JIL. Gus Mus (semoga saya tidak salah mendengar) menjawab begini, “Saya tidak merisaukan keterlibatan Ulil di JIL, yang penting Ulil tidak boleh berhenti belajar. Jika berhenti belajar, orang akan jatuh pada kesombongan”. (Baca juga: -syiah-wahabi-dan-islib-terakomodasi-aswaja-tak-terwakili-1" target="_blank">Materi Muktamar NU, Syiah, Wahabi, dan Islib Terakomodasi, Aswaja tak Terwakili)

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Jadi, Kiai Hasyim Muzadi mendapat dukungan luas karena NU memang dalam situasi darurat secara aqidah. Maryoitas Rais Syuriah tak mau kompromi dengan aqidah di luar Aswaja. 

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, 29 PWNU sepakat menolak Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) untuk dijadikan sistem pemilihan Rais Am dalam Muktamar NU. (Baca juga: " style="background-color: initial;">29 PWNU Ingatkan PKB agar tak Intervensi Muktamar NU)

Lalu bagaimana respon Kiai Hasyim Muzadi terhadap tawaran duet dengan para calon kandidat itu?, Kiai Hasyim Muzadi ternyata tetap istiqamah mendukung KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) sebagai Ketua Umum Tanfidziah PBNU.

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

”Gus Solah itu tokoh nasional yang clean dan clear. Gus Solah menguasai manajemen. Sekarang ini NU butuh pemimpin yang menguasai manajemen. Gus Solah telah terbukti dalam memimpin Pesantren Tebuireng,” kata Kiai Hasyim Muzadi. 

Menurut dia, dalam kondisi Indonesia sekarang sulit sekali mencari tokoh yang bersih seperti Gus Solah. Karena itu, menurut Kiai Hasyim, Gus Solah sangat pas mimpin NU sekarang. (Baca juga: 29 PWNU Tolak AHWA, PWNU Jateng Keluarkan SE Tolak Mengisi Formulir AHWA) (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO