Labu dan Cuka, Menu Kesukaan Rasulullah, Nabi Tak Pernah Mencela Makanan

Labu dan Cuka, Menu Kesukaan Rasulullah, Nabi Tak Pernah Mencela Makanan Labu kuning. Foto: wikipidea

JOMBANG, BANGSAONLINE.COM – Apa saja makanan atau menu yang disukai Nabi Muhammad SAW? Inilah penjelasan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, ulama 'alim ‘allamah yang dikenal sebagai ahli Hadits dan lama belajar di Makkah.

“Beliau suka manisan, madu, dan sangat tertarik dengan makanan sejenis labu,” tulis Hadratussyaikh KH Muhamma Hasyim Asy’ari dalam kitab Nurul Mubin Fimahabbati Sayidil Mursalin.

Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat

Kitab tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh KH Muhammad Ishom Hadziq, cucu Hadratussyaikh. Kini kitab tersebut dijilid jadi satu dengan kitab-kitab karangan Hadratussyaikh yang lain dan diterbitkan dengan judul Maha Karya Hadratusssyiakh KHM Hasyim Asy’ari.

Labu atau waluh banyak macamnya. Ada labu siam, labu putih, labu kuning dan banyak lagi. Tanaman labu ini banyak tumbuh dan dibudidayakan di Indonesia, Afrika, Amerika, India, China dan negara-negara lainnya.

Menurut Hadratussyaikh, Nabi SAW juga suka dengan makanan yang dimasak dengan cuka. Hadratussyaikh mengutip Hadits Nabi.

Baca Juga: Alasan Hadratussyaikh Tolak Anugerah Bintang Hindia Belanda, Kenapa Habib Usman Bin Yahya Menerima

“Beliau (Nabi) bersabda: Bumbu/lauk yang paling nikmat adalah cuka, dan tidaklah pernah sepi rumah yang di dalamnya ada cuka,” tulis Hadratussyaikh mengutip Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad.

Apa itu cuka? Di Indonesia cuka dikenal sebagai bahan penyedap. Rasanya kecut. Cuka adalah larutan yang utamanya mengandung campuran 3 asam asetat dan air.

Sebelumnya, Hadratussyaikh juga menjelaskan cara Nabi Muhammad makan.

Baca Juga: Disambut Antusias Warga Blitar, Khofifah: Pekik Allahu Akbar Bung Tomo Dawuh Hadratussyaikh

“Nabi SAW tidak mau makan dengan duduk bersandar. Beliau membaca bismillah pada awal makannya dan membaca alhamdulillah pada akhhirnya,” tulis Hadratussyaikh yang pendiri Pesantren Tebuireng Jombang dan organisasi keagamaan terbesar Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Hadratussyaikh juga menulis bahwa Nabi tidak pernah mencela makanan. “Beliau tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika menyukainya beliau memakannya, jika tidak menyukainya beliau meninggalkannya,” tulis Hadratussyaikh.

Nabi SAW juga tak pernah menolak makanan yang ada. “Dan tidak pernah membebani yang tidak ada,” tulis Hadratussyaikh.

Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali

Yang juga menarik Nabi SAW makan makanan yang ringan dan tidak berlebihan. “Aku (Nabi) dan umatku yang baik tidak mau memberat-beratkan diri dan berlebihan,” tulis Hadratussyaikh mengutip Hadits Nabi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO