Pilwali Dibegal, Aspirasi Terpenggal, Pendemo: Parpol Permainkan Proses Demokrasi

Pilwali Dibegal, Aspirasi Terpenggal, Pendemo: Parpol Permainkan Proses Demokrasi Warga saat membubuhkan tanda tangan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Warga Surabaya mulai merespon terhadap upaya pengunduran Pilwali Surabaya. Upaya itu dinilai memenggal aspirasi warga. Mereka pun membubuhkan tanda tangan, untuk mendukung penolakan Pilwali Mundur dan Tolak Begal Politik.

Aksi tersebut dilakukan komunitas dan kelompok #SaveSurabaya, di Car Free Day (CFD) depan Taman Bungkul Surabaya, Jalan Raya Darmo Minggu (9/82015). Mereka terdiri dari berbagai komunitas. Yakni, Sepeda Ontel, Akademisi, dan Mahasiswa PTN dan PTS Se-Surabaya.

Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan

Beberapa spanduk bertuliskan: Usir Begal Pilkada Dari Surabaya; Tolak Pilwali 2015 Mundur; Pilkada dijegal Rakyat Siap Menjagal dan Tolak Begal Pilkada dibentangkan.

"Aksi simpatik ini kami lakukan sebagai sosialisasi terhadap hak politik Warga Surabaya yang dikorbankan untuk kepentingan elit politik," terang Aprizaldi, Korlap Aksi.

Dikatakan Aldi - Sapaan Aprizaldi - mundurnya Pilwali Surabaya berdampak besar. Khususnya dari segi pendidikan dan pembangunan akan terhambat.

Baca Juga: ​PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?

Sebab, dengan Kepemimpinan Pemerintahan yang dipimpin oleh Pejabat Sementara (Pjs) tidak mempunyai kebijakan strategis untuk menjalankan roda pembangunan. "Kami menilai ada kepentingan dari elit-elit politik yang sengaja membegal dengan cara-cara seperti tidak memunculkan calon, sehingga Pilwali harus mundur," urainya.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.00 pagi ini berhasil mengumpulkan sekitar 10 ribu tanda tangan warga kota, untuk ikut mendukung penolakan Pilwali Surabaya mundur dan tolak begal politik.

Kain tersebut, dikatakan Aldi akan menjadi bukti untuk selanjutnya dikirimkan kepada Presiden RI, Joko Widodo, KPU RI dan Bawaslu.

Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya

Aksi menolak mundurnya pelaksanaan Pilwali Surabaya juga dilakukan nelayan di Kecamatan Mulyorejo. Mereka menilai, kelompok partai politik di Surabaya cenderung mempermainkan proses demokrasi jelang Pilwali 2015 ini.

“Aksi ini sebagai protes kepada Koalisi Majapahit juga KPU. Kenapa partai begitu banyak kok gak mau mengikuti (Pilkada). Sedangkan kami warga, dan pemuda-pemuda di wilayah kami sudah menyelesaikan pendataan pemilih. Bahkan sudah bersiap untuk mendatangi TPS. Tapi kenapa harus ditunda?” ujar Muhammad Basuki Agus, salah seorang kordinator Warga Kecamatan Mulyorejo.

Aksi spontanitas yang diselenggarakan sekitar 50-an orang sekitar pukul 15.00 WIB ini cukup menyita perhatian para pemakai jalan di kawasan Pantai Ria Kenjeran. Tepatnya di perempatan Tempurejo menuju Jalan Kenjeran Surabaya. Karena disebut aksi warga, unsur yang tergabung dalam aksi kali ini juga sangat beragam. Dari mulai nelayan di pantai kenjeran, pedagan pasar Mulyorejo hingga pengurus kampung di beberapa wilayah RW di Kecamatan Mulyorejo.

Baca Juga: Di Depan 700 Kiai MWCNU-Ranting NU se-Surabaya, Kiai Asep: Wali Kota Surabaya Harus Kader NU

Warga memasang spanduk dengan membagikan selebaran kepada pemakai jalan di kawasan ini. Sebagai bentuk rasa protes, warga juga menyebarkan selebaran yang berisi penjelasan jika Pilkada di Surabaya akan ditunda.

Warga pun, sempat mengumpulkan foto copy KTP untuk menyiapkan gugatan hukum jika memang Pilkada di Surabaya akan ditunda. “ Warga akan menuntut ke KPU. Dan juga akan melakukan gugatan ke MA maupun MK jika suara masyarakat dihilangkan,” imbuh Agus. (lan/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO