Eri Cahyadi Masih Dominan, Kaesang Pangarep Jadi Lawan Seimbang di Pilkada Surabaya

Eri Cahyadi Masih Dominan, Kaesang Pangarep Jadi Lawan Seimbang di Pilkada Surabaya Dr. Umar Sholahudin, Pengamat Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS). Foto: Ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pilkada serentak akan dilaksanakan pada November 2024 mendatang, termasuk tentunya Pilkada Kota Surabaya.

Saat ini kandidat yang cukup kuat untuk maju adalah pasangan incumbent, yakni Eri Cahyadi - . Keduanya hampir dipastikan akan kembali diusung oleh PDI Perjuangan. Beberapa parpol lainnya juga berniat mengusung paslon incumbent tersebut.

Baca Juga: Heboh Rekaman Mirip Suara Jokowi Minta Cagub Jateng Ahmad Luthfi Diganti Kaesang

Pengamat politik dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Umar Sholahudin, menilai sejumlah calon akan berat mengalahkan pasangan incumbent.

Karena itu perlu calon alternatif di Pilwali Surabaya yang memiliki popularitas dan modal politik. Salah satunya putra bungsu Presiden Joko Widodo yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep.

"Saya kira Mas Kaesang bisa diajukan masuk gelanggang politik Pilkada Kota Surabaya. Dengan popularitasnya yang cukup tinggi, tinggal meningkatkan elektabilitasnya dengan program yang lebih baik," kata Umar Sholahudin, dalam keterangannya, Ahad (12/5/2024).

Baca Juga: Gus Ipul Bersama Keluarga Nyoblos di TPS 4 Kelurahan Gayungan Surabaya

Dosen Sosiologi Politik FISIP UWKS itu mengatakan, semakin banyak bakal paslon yang masuk gelanggang Pilkada Surabaya, akan semakin bagus dan sehat. Menurutnya, ekosistem demokrasi akan semakin sehat, bertarung secara elegan dan sehat untuk meraih simpati suara warga Surabaya.

Umar melanjutkan, secara politik, dengan majunya Kaesang Pangarep menjadi dapat mensolidkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di tingkat nasional untuk menjadi koalisi di tingkat lokal Pilkada Surabaya.

"Dengan modal 5 kursi anggota DPRD Kota Surabaya, tentu sosok Kaesang menjadi modal yang diperhitungkan secara politik. Bahkan bisa menjadi magnet politik untuk menjadi poros alternatif yang dapat berkompetisi melawan incumbent secara berimbang," urainya.

Baca Juga: Tahanan Polrestabes Surabaya Gunakan Hak Pilih, Ivan Sugiamto Tak Terdaftar

Alumnus FISIP Unair ini menambahkan, bakal paslon incumbent memang kuat, tapi bukan berarti tidak bisa dikalahkan. Incumbent bisa dikalahkan jika parpol menghadirkan tokoh yang punya popularitas dan elektabilitas plus gagasan baru untuk Surabaya yang lebih baik dan maju. Misalnya melalui Kaesang Pangarep sebagai poros baru.

Umar mengungkapkan, lawan tanding incumbent harus punya gagasan "antitesa" terhadap gagasan incumbent. Sebab, pemilih Surabaya adalah pemilih rasional. Di samping juga banyaknya pemilih pemula.

Potensi itu bisa dijadikan pijakan modal yang cukup besar bagi lawan tanding atau parpol pengusung untuk menarik simpati pemilih dengan gagasan dan program yang rasional melawan calon incumbent, sehingga pemilih Surabaya mendapatkan alternatif pilihan politik yang layak untuk memimpin Surabaya ke depan.

Baca Juga: Komisi B DPRD Surabaya Minta Jam Buka Mall Diundur di Hari Pencoblosan Pilkada Serentak

"Waktu sudah cukup mepet, tokoh atau parpol pengusung harus segera deklarasi bakal calon untuk running di Pilkada Surabaya. Mas Ketum Kaesang bisa menjadi pilihan. Semoga Pilkada Surabaya lebih dinamis dengan bakal paslon yang lebih beragam, bukan paslon tinggal atau paslon boneka," tandasnya.

Untuk diketahui, dalam beberapa survei, Eri Cahyadi - , tingkat popularitas dan elektabilitasnya paling tinggi dibanding tokoh lainnya.

Muncul juga beberapa tokoh yang dianggap layak maju Pilkada Surabaya, di antaranya, Arif Fathoni (Ketua DPD Golkar Surabaya), Azrul Ananda, Ahmad Dhani, Cahyo Haryo (Gerindra), Reni Astuti (PKS), Lucy Kurniasari (Demokrat), dan beberapa tokoh politikus lainnya.

Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT

Umar berharap Pilkada Surabaya tidak hanya 2 pasangan calon, tapi ada 3 pasangan calon. Dengan komposisi partai yang ada di DPRD, setidaknya ada paslon yang bisa diusung parpol dengan suara minimal 20% kursi parlemen.

"Partai politik perlu menghadirkan kader-kader terbaik untuk bersaing dengan paslon incumbent di Pilkada Surabaya," pungkas Umar. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO