Jasa Keuangan di Wilayah OJK Kediri Terjaga dan Stabil, Relaksasi Kredit Dominasi Pengaduan

Jasa Keuangan di Wilayah OJK Kediri Terjaga dan Stabil, Relaksasi Kredit Dominasi Pengaduan Kepala OJK Kediri, Bambang Supriyanto. Foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE.com

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Kediri, pada Maret 2024 tumbuh stabil dengan menunjukkan kinerja positif didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Demikian disampaikan Kepala OJK Kediri, Bambang Supriyanto, Sabtu (25/5/2024).

Menurut Bambang, pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di perusahaan pembiayaan dan peningkatan jumlah single investor identification (SID) di sektor pasar modal.

Baca Juga: OJK Kediri Terima 1.381 Permintaan Layanan Konsumen

"Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen terus diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan," ucap Bambang dalam rilis tertulis pada BANGSAONLINE.com.

Data sektor perbankan, lanjutnya, menunjukkan pertumbuhan positif baik pada penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Maret 2024 tumbuh 7,06 persen (yoy) menjadi sebesar Rp85,80 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 60,94 persen dari total kredit.

"Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,07 persen yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) posisi Maret 2024 tumbuh sebesar 7,89 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp100,18 triliun. Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 63,30 persen dan 25,20 persen," terang Bambang.

Baca Juga: Perkuat Sinergi Sektor Jasa Keuangan, OJK Kediri Gelar Pertemuan FKIJK

Sedangkan kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri pada Maret 2024, menurut Bambang, berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada capital adequacy ratio (CAR) sebesar 47,08 persen, tingkat ketersediaan likuiditas memadai tercermin dari cash ratio sebesar 10,02 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 100,42 persen.

Sementara untuk tingkat inklusi pasar modal di wilayah kerja OJK Kediri, juga terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah single investor identification (SID) yang mencapai 24,71 persen (yoy) menjadi 524.753 SID.

"Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 43,68 persen (yoy), diikuti oleh investor surat berharga negara (SBN) yang meningkat sebesar 18,50 persen (yoy), dan investor reksadana yang meningkat sebesar 17,66 persen (yoy)," jelasnya.

Baca Juga: Menko Marves Resmikan Bandara Dhoho, Pemkab Kediri Dorong Percepatan Sarpras Pendukung

Sedangkan nilai outstanding piutang perusahaan pembiayaan posisi Maret 2024, mencapai Rp6.429,14 miliar atau tumbuh sebesar 8,73 persen (yoy). Rasio non performing financing (NPF) gross perusahaan pembiayaan sebesar 4,10 persen mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,17 persen.

Penurunan piutang perusahaan modal ventura diiringi dengan peningkatan pembiayaan bermasalah sehingga berdampak terhadap peningkatan rasio non performing financing (NPF) gross sebesar 15,59 persen yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 10,47 persen.

Ditambahkan Bambang, bahwa total aset lembaga keuangan mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami peningkatan pada kuartal 3 tahun 2023 sebesar 0,68 persen (yoy) atau mencapai Rp119,28 miliar.

Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

Namun di sisi lain pembiayaan LKM tercatat mengalami sedikit penurunan sebesar 1,97 persen (yoy) menjadi sebesar Rp77,34 miliar yang disebabkan adanya percepatan pembayaran angsuran pinjaman.

Dijelaskan Bambang, sebagai upaya perlindungan konsumen, OJK Kediri menyediakan layanan Konsumen berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan.

Sampai dengan April 2024, OJK Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 397 layanan yang meliputi 219 surat pengaduan, 148 permintaan konsultasi dan informasi melalui walk in,serta 30 melalui telepon.

Baca Juga: Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

"Tiga besar topik pengaduan yang disampaikan antara lain perihal restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (97 pengaduan), data SLIK (89 pengaduan), dan penolakan pelunasan kredit/pembiayaan dipercepat (37 pengaduan). Berdasarkan klasifikasi industri, sebagian besar pengaduan yang diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (61,96 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (21,16 persen). Dan, sampai dengan bulan April 2024, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK sebanyak 2.759 layanan," pungkasnya. (uji/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO