SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa ruang angkasa bisa menjadi salah satu peluang alternatif dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Laksana Tri Handoko selaku kepala BRIN mengatakan bahwa saat ini pemanfaatan ruang angkasa untuk perekonomian adalah untuk keperluan telekomunikasi.
Baca Juga: Resep Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam Gurih dan Praktis
Handoko menyampaikan bahwa penginderaan jauh atau remote sensing kedepannya dapat menjadi alternatif.
Remote sensing yang basisnya merupakan citra data yang diambil dari satelit yang kita olah, dan hal itu bisa menjadi produk yang dijual kepada pengguna.
"Misalnya bagaimana bisa mengamati perkebunan sawit, melihat kebakaran hutan dan mengukur sawah yang akan panen," ujar Handoko.
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Menurunkan Gula Darah dengan Cepat
Namun, saat ini kebutuhan akan data citra satelit Indonesia masih membeli dari pihak lain dengan harga yang cukup besar yakni Rp 475 miliar tiap tahun.
"Lebih baik Rp 475 miliar itu untuk investasi bangun satelit dan jualan data. Jadi sebenarnya secara finansial tidak terlalu muluk-muluk, yang dibutuhkan minimal enam satelit remote sensing yang kombinasi berbasis optikdan juga berbasis radar," jelas Handoko.
Sementara itu, Donny Ermawan Taufanto selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan mendukung pentingnya teknologi antariksa bagi system pertahanan negara.
Baca Juga: Resep Semur Tahu Telur Puyuh, Makanan Berkuah yang Menghangatkan Tubuh
"Teknologi antariksa seperti pemanfaatan satelit komunikasi, satelit navigasi, dan satelit penginderaan jauh sangat penting dalam mendukung operasi-operasi militer, misalnya di Papua. Selama ini kita masih menggunakan satelit asing," tuturnya.
Donny berharap, Indonesia memiliki satelit sendiri sehingga kerahasiaan data dapat diutamakan.
Donny juga memiliki harapan BRIN dapat berkontribusi dalam hal dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi peperangan elektronik.
Baca Juga: 5 Jus yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah Tinggi
"Bagaimana kita bisa menjamin spektrum elektromagnetik ini dapat digunakan dalam misi operasi militer, namun pihak lawan tidak dapat menggunakannya, misalnya dengan serangan elektronik maupun perlindungan elektronik," jelasnya.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News