Kemarau, Tembakau Petani Bojonegoro Tumbuh tak Normal

Kemarau, Tembakau Petani Bojonegoro Tumbuh tak Normal KERDIL - Lahan tembakau milik Suparni sedang disirami. (eky nurhadi/BANGSAONLINE)

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Hampir 70% para petani di Kabupaten Bojonegoro menanam tembakau pada musim kemarau tahun ini. Namun, banyak tanaman tembakau milik petani yang tumbuhnya tidak secara normal.

Suparni (56), petani di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, misalnya menanam tembakau di lahan sawahnya seluas seperempat hektare. Ia telah menanam benih tembakau itu sejak sebulan lalu. Namun, karena cuaca yang terlalu panas dan terjadinya kekeringan, tanaman tembakau itu tidak bisa tumbuh dengan baik. Tanaman tembakau tumbuh tidak rata dan banyak yang kerdil. Padahal, ia mengaku setiap pagi dan sore menyirami benih tembakau itu.

Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, ​Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi

“Cuacanya terlalu panas. Akibatnya, tanaman tembakau tumbuhnya kerdil,” ujar Suparni sambil membersihkan gulma di sekitar tanaman tembakau.

Ia mengaku tidak terlalu berharap banyak tanaman tembakau itu bisa tumbuh dengan baik dan bisa dipanen. Sebab, hampir semua tanaman tembakau yang ditanam petani di daerah sekitar ladang minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu kondisinya juga sama. Tanaman tembakau tumbuh kerdil dan daunnya sulit mengembang.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bojonegoro, Khoirul Iksan mengungkapkan, lahan persawahan di wilayah Bojonegoro yang ditanami tembakau pada musim kemarau tahun ini seluas 6.849 hektare tersebar di 21 kecamatan.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati

Menurutnya, cuaca yang terlalu panas saat ini yaitu sekitar 32 – 34 derajat celcius memang tidak terlalu bagus untuk pertumbuhan tanaman seperti tembakau. Sebab, tanaman tembakau yang masih berumur muda mudah layu, mengering, lalu mati.

"Petani harus merawat tanaman tembakau lebih baik lagi saat musim kemarau yang panas seperti sekarang. Tanaman tembakau yang masih muda harus terus diberi pengairan yang cukup. Selain itu, juga diberi pemupukan yang teratur,” ujarnya.

Menurutnya, setiap kali memasuki musim tanam, hasil panen tembakau dari petani di Bojonegoro banyak diincar oleh pabrikan rokok di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain itu, banyak pula tengkulak yang membeli hasil panen tembakau dari para petani lalu dijual kepada pabrikan rokok.

Baca Juga: Di Bojonegoro, Tikus Laku Rp 2.000 Per Ekor

"Sekarang ini sudah banyak surat dari pabrikan rokok yang meminta hasil panen tembakau dari daerah Bojonegoro. Biasanya, pabrikan rokok rebutan membeli hasil panen tembakau itu,” ujarnya. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO