SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo menemukan tiga ekor sapi milik pedagang hewan kurban, yang terindikasi terpapar virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan gejala ringan.
PMK pada hewan kurban itu ditemukan setelah melakukan pemeriksaan pada 31 pedagang di 18 kecamatan.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Dispaperta Sidoarjo menemukan ada tiga sapi yang terindikasi telah terjangkit virus PMK milik satu pedagang di Jalan Raya Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo.
Sapi berjenis limosin dan simental tersebut, mengalami sejumlah gejala seperti nafsu makan menurun, memiliki beberapa luka di mulut serta hidung dan mengeluarkan air liur berlebihan.
"Ada beberapa yang ditemukan gejala PMK, tapi gejala ringan, sapinya masih mau makan dan ditemukan luka-luka di mulut," kata Kabid Produksi Peternakan Dispaperta Sidoarjo, drh Tony Hartono, kepada awak media setelah memeriksa sejumlah hewan, Selasa (11/6/2024).
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Lebih lanjut, Tony langsung meminta kepada para pemilik sapi tersebut, untuk segera memisahkan ke kandang lain. Hal itu, untuk mengantisipasi penularan ke hewan yang ada di sekitar.
Selain itu, Tony mengatakan, pihaknya juga memberikan sejumlah obat untuk menyembuhkan sapi terjangkit PMK tersebut, serta meminta kepada para pedagang agar tidak menjual hewan kurban yang sakit.
"Dari tim kami memberikan bantuan berupa obatan terutama vitamin, diharapkan hari H-nya (Idul Adha) mereka (tiga sapi terjangkit PMK) bisa pulih," jelasnya.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Tony juga menegaskan, masyarakat masih bisa menggunakan sapi dengan gejala penyakit ringan untuk berkorban. Namun, ia meminta untuk memilih hewan yang benar-benar sehat.
"Sesuai fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia), untuk gejala ringan penyakit PMK maupun LSD (lumpy skin disease), masih diperbolehkan untuk menjadi ternak kurban," ujarnya. (rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News