SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ini pengalaman pahit yang pernah menimpa Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menghadiri undangan pengajian di Probolinggo Jawa Timur. Ceritanya, Kiai Asep yang dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur itu diundang seorang Habib untuk acara pengajian di kediamannya di Probolinggo.
Saat itu Kiai Asep datang didampingi Habib Abu Bakar Assegaf Bangil. Hubungan Kiai Asep dengan Habib yang mengundang itu memang akrab. Habib itu bahkan sering datang ke Kiai Asep, baik di Surabaya maupun di Pacet Mojokerto.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Kiai Asep tiba di acara pengajian saat seorang Habib asal Pasuruan berceramah. Melihat Kiai Asep datang massa langsung berdiri. Mereka menyambut kedatangan Kiai Asep. Mereka berebut menyalami dan mencium tangan Kiai Asep. Maklum, Kiai Asep dikenal sebagai ulama besar dan memiliki sekitar 14.000 santri.
Selain itu Kiai Asep adalah Putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU sekaligus pejuang kemerdekaan RI yang pada tahun 2023 lalu ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Tapi tampaknya Habib yang sedang berceramah merasa masgul atau kesal. Dengan suara lantang ia minta massa yang berebut mencium tangan Kiai Asep duduk. Si Habib minta massa tak usah menyalami dan menghormati Kiai Asep.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
“Ayo duduk. Itu (Kiai Asep) bukan siapa-siapa,” kata si Habib yang dikenal sebagai ketua organisasi atau rabithah habaib dari klan tertentu itu.
Banyak orang kaget. Termasuk Habib Abu Bakar Assegaf. Ia tak menyangka Habib yang sedang ceramah itu merendahkan Kiai Asep di depan umum. Apalagi Kiai Asep bukan tokoh atau ulama sembarangan. Bahkan Habib yang mengundang itu sebagai tuan rumah juga merasa tak enak.
Tapi Kiai Asep tampak santai. Ia malah tertawa.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
“Ya, saya gak apa-apa diperlakukan demikian,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE sembari tersenyum.
“Saat itu saya mau ke depan, saya berjalan ke dekat podium. Tiba-tiba Habib itu bilang begitu (Ayo duduk semua. Itu bukan siapa-siapa,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Kiai Asep juga tak masgul diperlakukan tak sepatutnya oleh si Habib itu. Kiai kaya raya itu saat diwawancari BANGSAONLINE tentang pengalaman pahitnya tersebut sambil tertawa.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
“Ya, gak apa-apa,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai "kiai miliarder tapi dermawan" itu. Lagi-lagi Kiai Asep sembari tertawa.
Peristiwa Habib merendahkan Kiai Asep itu terjadi beberapa bulan sebelum meledak polemik soal nasab Habib Ba'Alawy yang dianggap tak nyambung kepada Nabi Muhammad SAW. Yang kemudian menghebohkan. Bahkan mengguncang jagat Ba'Alawy.
Otomatis Habib yang merendahkan Kiai Asep itu juga terkena imbas. Ia banyak dicaci dan direndahkan.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Seperti ramai diberitakan, polemik nasab Habaib klan Ba'Alawy yang dianggap tak nyambung dengan Rasulullah SAW itu dipicu oleh temuan KH Imaduddin Utsman Al Bantani (Kiai Imad). Kang Imad atau Kiai Imad menympulkan bahwa nasab Habaib klan Ba'Alawy itu tak nyambung kepada Rasulullah SAW. Otomatis mereka dianggap bukan keturunan Rasulullah SAW.
Tapi Kiai Asep tak dendam pada Habib yang merendahkan itu. Kiai Asep juga tak memanfaatkan polemik nasab itu sebagai momentum atau ajang balas dendam pada Habib yang merendahkan dirinya. Bahkan Kiai Asep menyarankan agar warga NU tetap menghormati para habib.
"Kita harus tetap menghormati Habib yang akhlaknya baik," kata Kiai Asep.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Apalagi relasi Kiai Asep dengan para habaib juga kuat.
Menurut dia, polemik tentang Habaib klan Ba'Alawy yang dianggap bukan keturunan Rasulullah SAW harus diambil hikmahnya.
"Agar mereka tak sombong," kata Kiai Asep.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News