Pascaterpilih Anggota DPD RI, Ning Lia Bolak-Balik Jadi Sasaran Hacker

Pascaterpilih Anggota DPD RI, Ning Lia Bolak-Balik Jadi Sasaran Hacker Dr. Lia Istifhama, Anggota DPD RI Dapil Jawa Timur terpilih periode 2024 - 2029. Foto: Ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - terpilih asal Jawa Timur periode 2024 - 2029, , kembali menjadi korban kejahatan digital atau cyber crime. Keponakan Khofifah Indar Parawansa ini bolak-balik menjadi korban hacker.

Terbaru, akun Google pribadi miliknya, yaitu liaistifhama@gmail.com, diretas oleh hacker pada 20 Juni 2024. Akun Google miliknya itu tiba-tiba logout dari perangkat HP yang ia tinggal di rumah.

"Semenjak ditetapkan sebagai anggota DPD RI oleh KPU RI, saya berulang kali mengalami kejahatan cyber," kata perempuan yang karib disapa Ning Lia ini, Rabu (26/6/2024).

Tidak hanya itu, Lia juga menceritakan bahwa halaman Wikipedia dengan nama juga hilang dan terblokir. Semua akun Wikipedia yang pernah mengisi di halaman tersebut juga terblokir sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Hal itu terjadi tidak lama setelah penetapan DPD terpilih.

Lia melanjutkan, bahwa nomor WhatsApp miliknya juga sempat mengalami kejadian aneh. Yakni tidak bisa digunakan sekian menit. Bahkan, semua pesan yang dikirim tidak masuk dalam history.

"Nomor WhatsApp saya pernah mengalami blokir pada 27 April 2024, padahal saya tidak membuka link atau aplikasi apapun. Jadi full tiba-tiba terblokir," terangnya.

Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin itu menyebut bukan hanya akun sosial media miliknya sendiri yang menjadi sasaran hacker. Akun relawannya pun mengalami hal yang tidak menyenangkan.

“Instagram saya dan relawan juga pernah mengalami shadow blokir. Hal ini mengingatkan kita pada yang dialami artis Tengku Dewi Putri tatkala ia membuka kasus perselingkuhan suaminya," ujar Lia.

Namun, yang paling membuat ia tidak habis pikir adalah ketika akun Google pribadinya, liaistifhama@gmail.com, diretas oleh hacker pada 20 Juni 2024.

"Saat saya tiba di rumah setelah acara di Jember, tiba-tiba akun Google sudah logout dari perangkat HP saya yang saat itu saya tinggal di rumah. Ini kan aneh, padahal ada autentifikasi dua faktor. Sehingga jikalau saya tidak menekan "Iya, izinkan itu saya", seharusnya kan gagal login. Tapi ternyata ini berhasil tanpa ada permitted atau izin dari saya," imbuh Lia.

Lia mengakui hacker ini memang canggih sekali. Terbukti ia bisa mematikan semua autentifikasi dua faktor yang seharusnya muncul di perangkat HP, mengubah sandi, mengubah nomer telepon, dan email pemulihan.

"Semua mereka ubah tanpa ada history di email. Karena kebetulan melalui layar perangkat HP, saya masih bisa membaca email tapi hanya mode membaca. Tidak bisa menulis apapun karena terkunci," katanya.

"Bahkan sampai saat ini, di HP saya beberapa kali muncul notifikasi perubahan sandi semenjak akun tersebut dikuasai hacker. Tapi saya hanya membaca notifikasi tanpa bisa melakukan apapun," tandasnya.

Lia menjelaskan, sebelumnya, beberapa hari memang sempat ada upaya pembobolan yang dialami akun Google miliknya yang lain dan juga akun Google milik suami. Instagram pun sempat mengalami upaya pembobolan.

"Tapi semenjak akun Google utama berhasil diretas, upaya pembobolan ke semua akses digital lainnya tidak lagi dilakukan," terangnya.

Lia menerangkan dirinya tidak tinggal diam menyikapi apa yang dialami. Ia sudah mengirimkan email ke support-id@google.com dan Email receptions_id@google.com. Bahkan ia sudah berkunjung ke kantor resmi Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place, Jakarta, pada Senin (24/6/2024) lalu.

"Langsung setelah kejadian terkena retas, saya mengirimkan pesan ke support-id@google.com. Namun tidak ada respons memuaskan dan terbukti akun google masih dalam kuasa hacker," tutur Lia.

Lia pun sudah ke kantor resmi Google dan sudah bertemu dengan pihak sekuritas. Namun ia hanya mendapat penjelasan bahwa Google Indonesia hanya menghandle pemasaran, sedangkan terkait legal maupun cyber crime, disarankan mengirimkan pesan ke receptions_id@google.com yang berpusat di Singapura.

Setelah melakukan beragam upaya namun belum menemukan solusi itulah, maka politisi yang dikenal dengan tagline peran cantik itu, menyampaikan ke media agar menjadi pesan publik bahwa keamanan digital sangat lemah.

Terbukti meskipun sudah menggunakan sandi yang tergolong kuat, menerapkan autentikasi dua faktor, hingga menyertakan akun pemulihan maupun nomer telepon, akun miliknya tetap dapat diretas.

"Semua itu tidak berfungsi dan sangat mudah dibobol. Parahnya, kita sebagai pengguna Google pun tidak bisa berbuat banyak. Padahal itu one stop information," cetus Doktoral UINSA Surabaya ini.

"Kebetulan akun Google saya menyatu sebagai akses google foto dan drive yang mana saya sudah langganan dua terabyte (TB) per tahun. Tapi ternyata semua data pribadi dengan mudah dikuasai hacker sampai sekarang," pungkas Lia. (mdr/rev)

Lihat juga video 'Tak Terima Motor Anaknya Ditilang, Pria ini Mengejar Polantas dengan Membawa Celurit dan Parang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO