MOJOKERTO, BANGSAONINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali turun menemui relawan Dr Muhammad A Barra (Gus Barra), calon bupati Mojokerto yang berpasangan dengan calon wakil bupati dr Muhammad Rizal Octavian. Kali ini Kiai Asep menemui relawan Kecamatan Dawar Blandong, Gedek dan Jetis Mojokerto.
Khusus Kecamatan Gedek dijadikan satu dengan Jetis. Para kordinator kecamatan (Korcam) dan desa (Kordes) itu dikumpulkan di kediaman Khoirul Amin, komandan korcam yang pada pemilu 2024 lalu terpilih sebagai anggoa DPRD Mojokerto.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Kiai Asep turun bersama Achmady, ayahanda Rizal Octavian, Selasa (16/7/2024) malam. Achmady adalah mantan bupati Mojokerto periode 2002-2008 Mojokerto.
Menurut Kiai Asep, jika pasangan Gus Barra dan Rizal Octavian menang, ia mempersilakan para investor menanamkan investasi di Mojokerto.
“Silakan investor mendirikan perusahaan, tak akan dipersulit izinnya. Asal memihak rakyat,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Menurut dia, selama ini elit pemerintah Mojokerto sangat lemah dalam kebijakan terutama untuk memperbaiki nasib rakyatnya. Ia memberi contoh soal kesehatan, pendidikan, pelayanan pubik, dan kesejateraan rakyat yang masih jauh dari memadai.
Secara kongkrit ia memberi contoh pelayanan kesehatan. Menurut dia, banyak keluhan dari masyarakat Mojokerto tentang BPJS warga Mojokerto yang diblokir. “Iuran BPJS yang dibayar pemerintah diblokir,” katanya.
Akibatnya, masyarakat panik saat mau melahirkan karena tak punya biaya. Apalagi kalau mereka harus melahirkan lewat operasi caesar yang biaya sangat mahal untuk warga Mojokerto. Biaya operasi caesar berkisar Rp 15 juta.
Baca Juga: Mubarok Bersholawat Dihadiri Ribuan Warga, Gus Barra Targetkan Menang Mutlak
Achmady, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan Gus Fahmi saat di Kecamatan Dawar Blandong Mojokerto, Selasa (16/7/2024) Foto: MMA/bangsaonline
Begitu juga tentang kualitas pendidikan. Ia menyabut belum ada SMAN Mojokerto yang muridnya diterima maksimal di perguruan tinggi negeri favorit.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
“Padahal lembaga pendidikan terbaik ada di Mojokerto,” kata Kiai Asep. Yang dimaksud pendidikan terbaik adalah Amanatul Ummah.
“Tahun ini, 2024, santri Amanatul Ummah yang diterima PTN lewat SNBP dan SNBT sebanyak 624 siswa,” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, sistem pendidikan Amanatul Ummah itu tinggal diadopsi atau ditularkan saja ke SMAN negeri di Mojkerto.
Baca Juga: Pasangan Mubarok Dinilai Tampil Gemilang di Debat Pamungkas Pilbup Mojokerto 2024
“Tapi ketika ada kepala sekolah dan guru SMA Negeri Mojokerto datang ke Amanatul Ummah untuk belajar malah disemprit oleh bupatinya, tak boleh belajar ke Amanatul Ummah,” kata Kiai Asep.
Selain Kiai Asep dan Achmady, Muhammad Syukron Fahmi (Gus Fahmi) juga ikut terjun memperkuat relawan Gus Barra. Gus Fahmi adalah adik Gus Dulloh, cawabup yang berpasangan dengan calon bupati incumbent Ikfina Fahmawati yang merupakan rival politik Gus Barra pada Pilbup Mojokerto 2024.
Kali ini Gus Fahmi kembali mempertegas sikap politiknya. Ia bahkan curhat di depan para kiai dan koordinator kecamatan dan desa di Kecamatan Dawar Blandong.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
“Kersane mantep,” tegas Gus Fahmi. Ia menyadari banyak orang bertanya kenapa dirinya tak membantu kakaknya yang juga calon wakil bupati Mojokerto.
“Laopo Gus Fahmi gak ngewangi mas-e,” kata Gus Fahmi.
Ia mengungkapkan bahwa alasan kenapa ia justru mendukung Gus Barra.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
“Pertama, saya tak mungkin menabrak aturan wong tuwo, pakem (wong tuwo),” tegasnya.
“Kalau abah tak memberi izin atau tak ada dawuh dari abah untuk bantu Gus Barra saya tak mungkin bantu Gus Barra,” tambahnya. Abah yang dimaksud adalah KH Chuseini Ilyas, ulama kharismatik Mojokerto.
Bahkan, kata Gus Fahmi, abahnya malah titip salam kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim. “Nasabmu ketemu dengan Kiai Asep. Sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati,” kata Gus Fahmi menirukan pernyataan abahnya, Kiai Chuseini Ilyas.
Baca Juga: Paslon Mubarok Hadir Bantu Warga Krisis Air Bersih di Desa Manduro Ngoro
Karena itu ia mengaku mantap membantu Gus Barra.
Alasan kedua, tutur Gus Fahmi, karena Gus Barra sesama kader Ansor.
“Jadi kenapa saya mengawal Gus Barra karena satu organisasi,” katanya.
Gus Barra Ketua GP PC Ansor Mojokerto. Sedang Gus Fahmi Wakil Sekretaris PW Ansor Jawa Timur.
Karena itu Gus Fahmi berpegang pada prinsip Fastabiqul Khoirot. Yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan. Ia lalu mengungkap sejarah KH Abdul Wahab Hasbullah, pendiri NU dan KH Bisri Syansuri yang sering berbeda pendapat dalam bahtsul masail.
Bahkan dua ulama NU itu sering terlibat perbedaan pendapat sengit sampai gebrak meja. Tapi tetap bersatu dan saling menghormati pendapat yang lain.
“Karena itu kita menata niat kita, fastabiqul khoirot,” kata Gus Fahmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News