Lagi, Kiai Asep Turun ke Tiga Kecamatan, Investor Tak Akan Dipersulit Izinnya Asal Memihak Rakyat

Lagi, Kiai Asep Turun ke Tiga Kecamatan, Investor Tak Akan Dipersulit Izinnya Asal Memihak Rakyat Para kordinator kecamatan dan desa relawan Gus Barra Kecamatan Gedek dan Jetis saat didatangi Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di kediaman Khoirul Amin Jetis Mojokerto, Selasa (16/7/2024). Foto: MMA/bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali turun menemui relawan Dr Muhammad A Barra (), calon bupati yang berpasangan dengan calon wakil bupati dr Muhammad Rizal Octavian. Kali ini Kiai Asep menemui relawan Kecamatan Dawar Blandong, Gedek dan Jetis

Khusus Kecamatan Gedek dijadikan satu dengan Jetis. Para kordinator kecamatan (Korcam) dan desa (Kordes) itu dikumpulkan di kediaman Khoirul Amin, komandan korcam yang pada pemilu 2024 lalu terpilih sebagai anggoa DPRD .

Baca Juga: Penumpang Motor Tewas Usai Terlindas Truk yang Akan Menyalip di Simpang Lima Krian

Kiai Asep turun bersama Achmady, ayahanda Rizal Octavian, Selasa (16/7/2024) malam. Achmady adalah mantan bupati periode 2002-2008 .

Menurut Kiai Asep, jika pasangan dan Rizal Octavian menang, ia mempersilakan para investor menanamkan investasi di .

“Silakan investor mendirikan perusahaan, tak akan dipersulit izinnya. Asal memihak rakyat,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet .

Baca Juga: Dihadiri Khofifah dan Diimami Syaikh Fadhil, Jenazah Prof Ridlwan Nasir Dishalati Ribuan Jemaah

Menurut dia, selama ini elit pemerintah sangat lemah dalam kebijakan terutama untuk memperbaiki nasib rakyatnya. Ia memberi contoh soal kesehatan, pendidikan, pelayanan pubik, dan kesejateraan rakyat yang masih jauh dari memadai.

Secara kongkrit ia memberi contoh pelayanan kesehatan. Menurut dia, banyak keluhan dari masyarakat tentang BPJS warga yang diblokir. “Iuran BPJS yang dibayar pemerintah diblokir,” katanya.

Akibatnya, masyarakat panik saat mau melahirkan karena tak punya biaya. Apalagi kalau mereka harus melahirkan lewat operasi caesar yang biaya sangat mahal untuk warga . Biaya operasi caesar berkisar Rp 15 juta.

Baca Juga: DPRD Kabupaten Mojokerto Umumkan Bupati dan Wabup Terpilih Hasil Pilkada 2024

Achmady, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan Gus Fahmi saat di Kecamatan Dawar Blandong , Selasa (16/7/2024) Foto: MMA/bangsaonline

Begitu juga tentang kualitas pendidikan. Ia menyabut belum ada SMAN yang muridnya diterima maksimal di perguruan tinggi negeri favorit.

Baca Juga: Bupati Mojokerto Terpilih Tegaskan Bantuan untuk Korban Terdampak Ledakan di Sumolawang

“Padahal lembaga pendidikan terbaik ada di ,” kata Kiai Asep. Yang dimaksud pendidikan terbaik adalah Amanatul Ummah.

“Tahun ini, 2024, santri Amanatul Ummah yang diterima PTN lewat SNBP dan SNBT sebanyak 624 siswa,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, sistem pendidikan Amanatul Ummah itu tinggal diadopsi atau ditularkan saja ke SMAN negeri di Mojkerto.

Baca Juga: Mantan Kades Mojowono Jadi Tersangka Korupsi Proyek PJU

“Tapi ketika ada kepala sekolah dan guru SMA Negeri datang ke Amanatul Ummah untuk belajar malah disemprit oleh bupatinya, tak boleh belajar ke Amanatul Ummah,” kata Kiai Asep.

Selain Kiai Asep dan Achmady, Muhammad Syukron Fahmi (Gus Fahmi) juga ikut terjun memperkuat relawan . Gus Fahmi adalah adik Gus Dulloh, cawabup yang berpasangan dengan calon bupati incumbent yang merupakan rival politik pada Pilbup 2024.

Kali ini Gus Fahmi kembali mempertegas sikap politiknya. Ia bahkan curhat di depan para kiai dan koordinator kecamatan dan desa di Kecamatan Dawar Blandong.

Baca Juga: Rumah Anggota Polisi di Mojokerto Meledak hingga Tewaskan Ibu dan Anak

Kersane mantep,” tegas Gus Fahmi. Ia menyadari banyak orang bertanya kenapa dirinya tak membantu kakaknya yang juga calon wakil bupati .

Laopo Gus Fahmi gak ngewangi mas-e,” kata Gus Fahmi.

Ia mengungkapkan bahwa alasan kenapa ia justru mendukung .

Baca Juga: Rumah Meledak di Mojokerto, 2 Orang Tewas

“Pertama, saya tak mungkin menabrak aturan wong tuwo, pakem (wong tuwo),” tegasnya.

“Kalau abah tak memberi izin atau tak ada dawuh dari abah untuk bantu saya tak mungkin bantu ,” tambahnya. Abah yang dimaksud adalah KH Chuseini Ilyas, ulama kharismatik .

Bahkan, kata Gus Fahmi, abahnya malah titip salam kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim. “Nasabmu ketemu dengan Kiai Asep. Sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati,” kata Gus Fahmi menirukan pernyataan abahnya, Kiai Chuseini Ilyas.

Baca Juga: Polisi Amankan Remaja Terlibat Tawuran di Alun-Alun Kota Mojokerto

Karena itu ia mengaku mantap membantu .

Alasan kedua, tutur Gus Fahmi, karena sesama kader Ansor.

“Jadi kenapa saya mengawal karena satu organisasi,” katanya.

Ketua GP PC Ansor . Sedang Gus Fahmi Wakil Sekretaris PW Ansor Jawa Timur.

Karena itu Gus Fahmi berpegang pada prinsip Fastabiqul Khoirot. Yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan. Ia lalu mengungkap sejarah KH Abdul Wahab Hasbullah, pendiri NU dan KH Bisri Syansuri yang sering berbeda pendapat dalam bahtsul masail.

Bahkan dua ulama NU itu sering terlibat perbedaan pendapat sengit sampai gebrak meja. Tapi tetap bersatu dan saling menghormati pendapat yang lain.

“Karena itu kita menata niat kita, fastabiqul khoirot,” kata Gus Fahmi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO