MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Para koordinator tingkat kecamatan (korcam) dan koordinator tingkat desa (kordes) relawan pemenangan Dr Muhammad Albarraa-dr Muhammad Rizal Octavian, Calon Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto, kembali melakukan konsolidasi. Ribuan korcam dan kordes itu dikumpulkan di beberapa titik sesuai wilayah strategis mereka.
“Minggu ini harus tuntas. Setelah itu kita kumpulkan saksi-saksi untuk diberi pelatihan,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, ayahanda Gus Barra, kepada BANGSAONLINE.com usai memimpin istighotsah konsolidasi korcam dan kordes di Guest House Universitas KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Jumat (30/8/2024) malam.
Baca Juga: Disambut Meriah, Ribuan Warga Dlanggu Berharap Gus Barra Terpilih Bupati Mojokerto Selanjutnya
"Besok di Jetis," tambah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Mereka kini menggelorakan tagline baru. Yaitu Ganti Bupati, Menang 90%. Tagline itu semula dicetuskan Malik Effendi, motivator politik yang dipanggil Profesor SunTzu karena sering mengutip doktrin Sun Tzu, ahli strategi militer Tiongkok dan penulis buku populer The Art of War.
“Kuasai lawanmu, kuasai medanmu, maka 1.000 peperangan akan kita menangkan,” kata Malik Effendi mengutip doktrin politik Sun Tzu di depan para korcam dan kordes yang terus meneriakkan yel-yel ganti bupati.
Baca Juga: Kampanye Simpatik di Pasar Dlanggu, Gus Barra Disambut Teriakan Pendukung
DARI KIRI: Dr Achmad Rubaie, Malik Effendi, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Achmady, dan Yuda. Foto: bangsaonline.
Dr Achmad Rubaie, mantan anggota DPR RI, juga tak kalah semangat. Politisi asal Madura itu minta agar para korcam dan kordes tidak terlena, meski hasil survei Gus Barra sangat tinggi, jauh mengalahkan Ikfina Fahmawati dan Sa’dollah Syarofi, cabup dan cawabup rival politik Gus Barra.
Baca Juga: Hari ke-9 Kampanye Pilbup Mojokerto, Pasangan Mubarok Kunjungi Desa-desa di Kecamatan Dlanggu
“Kita jangan sampai kufur nikmat. Kita harus bersyukur sambil terus bergerak untuk memenangkan Gus Barra dan dr Rizal,” kata Achmad Rubaie berapi-api.
Senada dengan Malik Effendi dan Achmad Rubaie, Yuda justru menyampaikan testimoni saat menjadi kepada Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto.
“Saya diangkat menjadi kepala Dinas Sosial saat Pak Achmady jadi bupati. Orang menyebut Pak Achmady itu Pak Gampang, karena orangnya gampangan, suka membantu orang,” kata Yuda. Achmady yang duduk di kursi bersama Kiai Asep tertawa. Achmady adalah Bupati Mojokerto periode 2000-2008.
Baca Juga: Jawa Timur Berprestasi, Khofifah: Karena Gubernurnya Santri
“Tapi saat MKP jadi bupati saya dipindah jadi Kepala Dinas BKKBN dan Pemberdayaan Perempuan. Gampangnya, saya dijadikan kepala dinas kondom,” kata Yuda.
MKP yang dimaksud adalah Mustofa Kamal Pasa, suami Ikfina Fahmawati, Bupati Mojokerto periode 2010–2015 dan 2016–2021, namun berhenti pada tahun 2018 karena tersangkut kasus suap, gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Kini MKP masih mendekam dalam penjara.
Yuda memberikan testimoni saat menjadi kepala dinas di bawah pemerintahan MKP. Menurut dia, banyak sekali penyalahgunaan wewenang, termasuk selalu minta urunan kepada bawaannya.
Baca Juga: Kampanye Pilkada 2024, Pasangan Mubarok Sapa Masyarakat di Kecamatan Sooko
“Kalau saya tak mau ngasih, sejak awal saya sudah bertentangan dengan MKP, karena itu saya disingkirkan,” kata Yuda yang mengaku pernah dipanggil untuk menjadi saksi dalam sidang pengadilan Tipikor kasus korupsi MKP.
“MKP tak berani bantah kesaksian saya. Apa yang saya sampaikan di sidang pengadilan dibernarkan oleh MKP. Dia bilang, 'benar Pak Jaksa',” tambah Yuda.
Sementara Achmady mengucapkan terima kasih karena masih banyak yang mengingat dirinya. Ayahanda Rizal Octavian itu minta Gus Barra dan Rizal dibantu doa dan dipilih atau dimenangkan sebagai bupati dan wakil bupati periode 2025-2030.
Baca Juga: Ribuan Emak-emak Ikut Senam Bareng Pasangan Mubarok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News