KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Telah banyak diketahui bahwa program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memberikan sejumlah manfaat dalam penjaminan kesehatan. Berbagai macam penyakit dapat ditanggung, meski biaya pengobatan sangat tinggi.
Dengan adanya program JKN, masyarakat tidak perlu khawatir apabila membutuhkan layanan kesehatan karena terdapat JKN yang akan menjamin pembiayaan tersebut. Manfaat tersebut dirasakan oleh salah satu peserta dengan segmen PPU (pekerja penerima upah) yaitu Apriliya Wijayanti (38) yang berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Kediri.
Baca Juga: Mahasiswa dari Madiun Bagikan Pengalaman Bergabung dengan JKN: Lebih Tenang Hadapi Biaya Kesehatan
Diceritakan olehnya, ia memiliki seorang anak yang mengidap penyakit hemofilia. Awalnya Apriliya tidak menaruh curiga jika anaknya memiliki penyakit hemofilia, karena ketika dirinya melahirkan secara caesar dan terdapat tindakan pemotongan tali pusar, tidak ada bleeding atau perdarahan hebat.
Selain itu, lanjut dia, ketika anaknya dilakukan imunisasi dasar lengkap juga tidak ada efek samping perubahan kulit yang berwarna biru.
“Saya itu tidak curiga apapun terhadap penyakit anak saya, karena dari awal memang tidak ada gejala sama sekali. Saya melahirkan Cleson anak saya itu secara caesar dan ada pemotongan tali pusar. Harusnya kalau ada hemofilia ketika dipotong ada perdarahan hebat, tapi waktu itu tidak. Untuk imunisasi dasar lengkap setelah dilakukan penyuntikan juga tidak biru kulitnya. Ketika tidur kan anaknya sering terjatuh dari kasur, itu pun juga tidak ada masalah, normal-normal saja,” urai Apriliya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Meskipun Terlindungi Program JKN, Mahasiswi dari Malang ini Tak Lengah Menjaga Kesehatan
Lebih lanjut, ia menceritakan jika anaknya terdiagnosa hemofilia ketika berusia 2 tahun setelah berlarian dan terbentur dari kursi sehingga mengakibatkan gusinya berdarah. Setelah kejadian tersebut Apriliya membawa anaknya ke rumah sakit tempat ia bekerja untuk dilakukan perawatan dan observasi.
Menurutnya, karena di rumah sakit tersebut tidak pernah ada kejadian seperti ini, akhirnya anak dari Apriliya disarankan untuk diperiksakan ke rumah sakit yang lebih besar yang berada di Surabaya.
"Sekitar umur 2 tahun anak saya kan sudah bisa jalan dan lari, lalu terbentur kursi akhirnya gusinya berdarah. Saya kasih vitamin untuk penghambat darah dan dikompres dengan es batu akhirnya berhenti. Tapi yang kedua juga seperti itu sampai perdarahan kemana-mana dan saya bawa ke rumah sakit selama 5 hari. Saya menceritakan riwayat yang dimiliki keluarga saya akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Dari situ diketahui jika anak saya terkena hemofilia faktor 9 dan ternyata biaya pengobatannya sangat mahal kalau tidak pakai JKN,” ucapnya.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Pada saat itu Aprliya harus merogoh kocek sebesar 25 juta untuk pengobatan sang anak menggunakan biaya pribadi. Karena biaya yang sangat tinggi, dokter yang menangani anaknya mengatakan jika penyakit ini dapat ditanggung oleh JKN. Kini Apriliya merasa bersyukur pengobatan anaknya dapat dibantu oleh JKN secara gratis dan pelayanan yang diberikan sangat baik dan diprioritaskan.
Masih menurut Apriliya, ketika dilakukan pengecekan laboratorium dan anaknya dinyatakan hemofilia lalu disuruh rawat inap selama 4 hari dan ia harus membayarkan uang muka sebesar 15 juta. Bahkan sekali inject sebesar 6 juta.
"Saat itu saya tidak tahu apakah bisa pakai JKN karena di rumah sakit saya bekerja baru pertama kali menemukan kasus seperti ini. Akhirnya saya pakai biaya mandiri dan habis sekitar 25 juta. Dari situ saya diberitahu dokter jika bisa menggunakan JKN dan ternyata di Kediri ada rumah sakit yang bisa memberikan obatnya,"ucapnya.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Malang Permudah Peserta JKN Melalui PANDAWA
Karena jika tidak pakai JKN, lanjut dia lagi , biayanya akan sangat mahal karena harus dilakukan injeksi seumur hidup. Apriliya sangat bersyukur karena akhirnya bisa terbantu pengobatannya, tidak perlu mengeluarkan biaya mahal lagi. Pelayanan rumah sakitnya baik, dan pasien hemofilia selalu diprioritaskan.
"Jika perawatan yang dijalani untuk mengobati penyakit anak saya sangat mahal, jika tidak menggunakan JKN," pungkasnya. (uji/BPJS Kesehatan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News