SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hanya karena semangat tinggi saja, seseorang tetap keukeuh melaksanakan ibadah haji, meski dalam kondisi sakit parah. Sebab, di tanah suci, kerap seseorang yang berangkat dalam kondisi sakit parah, malah sembuh. Atau sebaliknya, ketika berangkat sembuh, malahan di tanah suci didera sakit. Setidaknya, semangat beribadah ini digambarkan Sohib, Ketua Kloter 42 asal Malang.
"Di Kloter saya, sekitar 8 - 10 calon haji yang memiliki resiko tinggi. Di antaranya, usia lanjut, stroke, dan sakit menahun seperti diabetes. Tetapi anggota saya tetap memaksa berangkat karena mempunyai semangat tinggi," kata Sohib. "Mereka juga melihat lamanya waktu tunggu (waiting list) untuk mendapatkan jatah atau kursi," tambah dia.
Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang
Sohib meyakini akan 'tuah' tanah suci. "Kita tidak bisa memperkirakan, terkadang saat berangkat sakit, di tanah suci malah sembuh. Makanya, sebagai calhaj kita dilarang sombong," kata lelaki yang kelihatan energik.
Bahkan, Sohib menyeritakan bahwa ada satu anggotanya yang berusia lebih 90 tahun. Sohib memaparkan, meski telah berusia nyaris satu abad, calhaj anggotanya yang berasal dari Tumpang atau Pakis ini masih bugar, dan masih kuat berjalan. Adapun yang termuda, berusia 18 tahun.
Sementara itu, Sohib belum tahu, apakah visa untuk satu kloternya telah turun apa belum. Dia berharap dan optimis, satu kloter ini bisa berangkat bersama. Sohib yakin, bahwa satu kloter yang menjadi tanggung jawabnya akan tertib. Pasalnya, di bawah dia masih ada 10 Karom (Ketua Rombongan). Satu Karom bertanggungjawab terhadap 45 calhaj. Dan juga ada 100 Karu (Ketua Regu). Satu Karu membawahi 10 calhaj.
Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh yang Benar
Adapun perkembangan visa, masih ada sekitar 80 visa yang belum keluar, pada sekitar pukul 13.00 wib kemarin. Dari seluruh visa yang 'nyantol' ini, menyisakan 6 calhaj yang memilih tetap tinggal di Asrama Haji Sukolilo.
Satu calhaj yang keberangkatannya tertunda dari Kloter 37 asal Malang, dan tak mau disebut namanya, hanya bisa menatap sedih, ketika jemaah calhaj bersiap berangkat dengan menggunakan bus ke bandara. Dia seharusnya berangkat tanggal 6 September kemarin.
Hal yang sama terjadi pada calhaj yang sakit dan harus menunda keberangkatan. Hingga kemarin, di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, ada 8 calhaj yang menjalani rawat inap. Mereka berasal dari kloter 27, 31, 34, 35, 37, 38. Data dari bagian kesehatan, menyebut bahwa calhaj yang menjalani rawat inap dikarenakan menderita anemia (kurang darah).
Baca Juga: Perjalanan Fathurrohman Hartono, Pelukis Sketsa yang Bisa Terawang Kehidupan Seseorang
Sedangkan kemarin, di embarkasi Surabaya, calhaj yang masuk adalah dari kloter 41, 42, 43 asal Pasuruan dan Malang, dan yang telah diberangkatkan adalah kloter 38, 39 dan 40 asal Malang dan Pasuruan.
Di sisi lain, seorang calhaj Perempuan asal Wlingi Blitar, Ponirah yang usianya 85 tahun, mengaku mampu menghisap rokok sampai 1 (satu) bungkus dan satu gelas kopi murni per-hari.
Dia pun membawa persediaan 20 bungkus rokok dan kopi. Ponirah (85) dan anaknya Roni, bergabung dalam rombongan calon Jamaah Haji Kloter 40 dari Kabupaten Pasuruan. Pengakuan putranya Roni, "dulu dia tidak merokok, sekitar 25 tahun yang lalu semejak mengalami Menopause Nenek Ponirah baru merokok", yang mendampingi ibu Ponirah berangkat Haji.
Baca Juga: Ingin Hidup Berdampingan dengan Tikus, Petani Kediri Gelar Selamatan dan Tanam Cok Bakal
Kondisi fisik Ponirah dengan usianya yang sudah lanjut, cukup baik. Dia masih kuat berjalan, bicaranya jelas, ingatannya lumayan kuat, dan giginya masih cukup utuh. Sampai usianya 85 Tahun, belum ada yang berani memintanya untuk berhenti, meski ada beberapa dari anak Ponirah mencoba menasehati dan melarang untuk tidak merokok, nenek Ponirah tidak setuju. Jika dia tidak merokok badan terasa lemas, tutur anaknya dengan senyum.
Ponirah mempunyai 9 (Sembilan) anak dan 2 (dua) cucu, meskipun ia tidak bisa membaca dan menulis, dia mampu mendidik anaknya sampai perguruan tinggi. Salah satu dari Sembilan anak ponirah ada yang menjadi Dosen di salah satu perguruan tinggi. (sby-2/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News