KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Fathurrohman Hartono adalah satu dari sekian banyak pelukis sketsa di Jawa Timur, bahkan di Indonesia, yang bisa menerawang kehidupan seseorang hanya dengan coretan kuasnya di atas kanvas.
Bagi siapa pun yang ingin mengetahui leluhurnya, cukup mencoretkan kuas di atas kanvas. Kemudian, pria kelahiran Blitar 10 Februari 1982 itu akan membuat sketsa wajah dan tempat yang menggambarkan masa lalu.
Baca Juga: Karya Pelukis Muda Mojokerto Nadira Zahra Tampil di Gedung Pusat Kebudayaan Bandung
Sketsa yang sudah jadi tersebut akan menunjukkan hubungan kekerabatan antara sang pencoret kanvas dengan tokoh di masa lalu.
Proses pembuatan sketsa tidak lama, hanya sekira 15 menit menggunakan cat minyak. Setelah rampung, Fathurrohman lalu bertanya kepada orang yang mencoretkan kuas tadi, terkait dengan sketsa wajah seseorang tokoh di masa lalu dan tempat yang dilukis tersebut.
Selain melukis sketsa, Fathurrohman juga bisa melukis dengan perantara musik atau gamelan. Begitu mendengar alunan musik dan gamelan, ide melukisnya muncul dan langsung dituangkan di atas kanvas. Ketika alunan musiknya tenang dan lambat, cara melukisnya juga lambat.
Baca Juga: Menjelajahi Pulau Madura Lewat Pameran Lukisan, Pj Bupati Sampang Dukung Seniman Semangat Berkarya
Begitu alunan musik menjadi cepat, Fathurrohman juga mengimbanginya dengan melukis cepat. Tangannya dengan sigap menuangkan cat minyak mengikuti alunan musik atau gamelan.
Ditemui di sela-sela acara prosesi Suran Agung di halaman belakang Ndalem Dewobroto, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Rabu (2/8/2023) malam, pria lulusan sebuah SMK di Surabaya itu menceritakan awal dia mulai melukis.
Ia mengaku baru hobi melukis di usianya yang ke-19 tahun, tepatnya setelah lulus sekolah. Berkat kepiawaiannya dalam seni lukis, Fathurrohman sudah beberapa kali menggelar pameran tunggal maupun ikut pameran bersama pelukis lain.
Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang
"Saya pernah menggelar pameran tunggal pertama "Sketsa Negeri", di Galeri Surabaya," ujarnya.
Pada tahun 2005, Fathurrohman pernah mengikuti pameran lukisan bersama Komunitas Insan Perupa Pameran (KIP) di Galeri Surabaya. Lalu tahun 2006 menggelar pameran bersama Komunitas Insan Perupa Pameran (KIP) di Pasar Seni Sidoarjo, dan mengikuti parade seni untuk Negeri di Kampus Wijaya Kusuma Surabaya.
Selanjutnya, pada tahun 2011 dan 2012 ia sempat ikut pameran Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) di Gedung Kesenian Surabaya.
Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh yang Benar
"Di tahun 2012, saya juga pernah mengikuti demo melukis dalam rangka Haul Bung Karno di Museum Bung Karno Blitar dan pameran bersama “Art Storage” di Galeri Surabaya," imbuhnya.
Sementara tahun 2013, dia ikut pameran bersama “Umbul-umbul Blambangan” dalam rangka HUT Kota Banyuwangi di Gedung Wanita Banyuwangi. Kemudian menggelar pameran tunggal “Tangisan Bumi Pameran” dalam rangka peringatan Hari Bumi di Surabaya, dan pameran bersama santunan di Galeri DU Center Surabaya.
"Sepanjang tahun 2014, saya mengikuti pameran bersama perupaan Koperjati di Hotel Takzu Sanur, Bali, dan ikut pemecahan rekor Muri sketsa cepat di Trans Studio Bandung," terangnya.
Baca Juga: Ingin Hidup Berdampingan dengan Tikus, Petani Kediri Gelar Selamatan dan Tanam Cok Bakal
Fathurrohman juga mengaku sering ikut pameran lukisan di beberapa kota lain seperti Semarang dan Jakarta. "Saya juga pernah ikut Pameran “Sketsa Hitam Putih” di Sellie Coffee Prawirotaman, Yogyakarta," pungkasnya seraya berharap bisa menggelar pameran tunggal lagi. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News