TUBAN, BANGSAONLINE.com - Berbekal dari bantuan dua ekor sapi, masyarakat Desa Banyuurip dan Desa Wonosari, Kecamatan Senori, Tuban kini telah memiliki koperasi dan toko pertanian. Koperasi dan toko pertanian itu akhirnya terwujud setelah kelompok masyarakat menerima bantuan dua ekor sapi dari Pertamina EP Asset 4.
Saat BANGSAONLINE.com melintasi Desa Banyuurip dan Desa Wonosari, hampir di setiap rumah warga terdapat kandang sapi sebagaimana masyarakat pedesaan lainnya. Kandang itu hanya di kelilingi selambu atau jaring warna hijau. Di dalamnya, rata-rata ada 3 ekor sapi yang sedang makan rumput di kotak yang terbuat cor semen. Di setiap kandang yang ada di sana, ada sebuah plang warna putih bertuliskan "Budidaya Sapi Desa Banyuurip dan Wonosari, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Desa Binaan PT Pertamina EP".
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Salah satu warga Wonosari, Kardi, menjelaskan bahwa budidaya sapi itu memang program dari PT Pertamina EP yang dimulai sektar 3 tahun lalu, tepatnya tahun 2012 dengan menggandeng Yayasan Sekar Mandiri. "Awalnya kami dibentuk menjadi 2 kelompok dengan 10 anggota dari karang taruna, dan 10 anggota dari kelompok masyarakat. Masing-masing kelompok diberikan 1 ekor sapi betina," ujarnya.
Sebelum diberikan sapi, lanjut Kardi, PT Pertamina EP juga membangunkan 20 kandang untuk semua anggota, dengan bahan, ukuran dan bentuk yang sama. Di kandang itulah, warga yang awalnya memelihara sapi dengan kandang menjadi satu dengan rumah, mulai memindahkan sapi ke kandang yang baru.
Sekretaris kelompok, Hariyanto menjelaskan, sistem pengelolaan dari 2 ekor sapi yang telah diberikan PT Pertamina EP itu ditempatkan pada kandang warga masing-masing 1 ekor. Sapi yang diberikan itu adalah jenis sapi unggul yang sebelumnya sudah bunting alias hamil 6 bulan.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
"Ini hanya merawat induknya saja. Setelah melahirkan, baru anaknya yang kami rawat, sedangkan induknya akan digulirkan ke warga yang lain dengan cara seperti arisan," jelas Hari, sapaan akrabnya.
Induk sapi yang sudah digulirkan, akan terus dikawinkan sehingga bisa terus berkembang. Namun jika sudah terlalu tua dan tidak produktif, induk sapi itu akan dijual dan dibelikan indukan baru lagi yang lebih berkualitas. "Dari 2 ekor sapi yang diberikan 3 tahun lalu, sampai saat ini sudah menjadi 6 ekor. Yang terakhir baru lahir itu pas tanggal 17 Agustus 2015 ini," imbuhnya.
Saat ini, jumlah anggota dalam kelompok budidaya sapi Desa Binaan PT Pertamina EP sudah berkembang menjadi 25 orang. Kedepannya, akan difokuskan untuk semua anggota ini mendapat jatah memelihara sapi.
Baca Juga: PRPP Sabet Patra Nirbhaya Karya Pratama
Setelah itu, jika semua sudah kebagian, sapi-sapi akan dijual dengan pembagian untung beberapa persen untuk anggota dab sisanya akan dipakai untuk mendirikan koperasi dan toko pertanian bersama yang saat ini sudah mulai dirintis.
"Kami sudah mempunyai koperasi simpan pinjam yang kami rintis 2 tahun lalu, walaupun masih kecil-kecilan. Saat ini saldonya ada sekitar Rp 8 juta. Nantinya juga akan membuat toko pertanian, agar warga juga mudah untuk mendapatkan keperluan tani seperti pupuk dan obat-obatan. Tahun lalu dari Pertamina juga sudah memberikan etalase kaca dan rak, namun masih belum kami fungsukan," pungkas warga Dusun Kenongo, Desa Wonosari tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Legal and Relations Staff, PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Aulia Arbiani mengatakan program budidaya sapi di Desa Banyuurip dan Wonosari sudah berjalan 3 tahun.
Baca Juga: Pelayanan SPBU Mulung Tuban Tak Profesional, Pertamina Siap Turun Tangan
“Awalnya memang ada program untuk pemisahan kandang sapi, yaitu untuk merubah kultur masyarakat yang dulunya terbiasa memelihara sapi di dalam rumah, sekarang sapi diberikan kandang sendiri. Hal ini baik demi kesehatan keluarga yang tinggal di dalam rumah,” jelas Aulia.
PT Pertamina, imbuhnya, membantu membuatkan kandang dan memberikan pelatihan pemeliharaan yang baik. Sehingga kelompok lebih tertib dan hasilnya bisa lebih menguntungkan bagi mereka sendiri.
“Saat ini kelompok sudah mulai mandiri, namun masih perlu dibina untuk menambah keterampilan-keterampilan yang lainya. Seperti pembentukan koperasi dan pengelolaan administrasi keuangan, serta pemanfaatan kotoran sapi untuk pembuatan biogas,” pungkasnya. (wan/rvl)
Baca Juga: Ini Respons Bupati Kediri Soal Kelangkaan Tabung Gas Elpiji yang Dikeluhkan PKL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News