SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Timur Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menelaah tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
“Ini bukan kampanye tapi telaah terhadap tiga calon pemimpin Jawa Timur,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam acara Silaturahim PW Pergunu Jawa Timur di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (13/11/2024).
Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru Jadi Momentum Refleksi, Waspada Cuaca Ekstrem saat Liburan
Acara silaturahim Pergunu itu dihadiri para ketua dan pengurus Pergunu se-Jawa Timur. Acara itu juga dihadiri Dr Emil Elestianto Dardak, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur.
Menurut Kiai Asep, dalam pespektif agama (Islam) sosok Khofifah adalah calon gubernur Jawa Timur paling unggul dibanding calon gubernur lainnya. Kiai Asep melihat dari segi shalatnya. Khofifah, tutur Kiai Asep, selain aktif shalat lima waktu juga shalat sunnah.
“Ibu Khofifah shalat 100 rakaat,” ujar Kiai Asep di depan ratusan pengurus Pergunu yang datang dari berbagai kota dan kabupaten se-Jawa Timur.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Khofifah, kata Kiai Asep, juga sangat loman alias dermawan. Sehingga konsisten membayar zakat.
“Orang itu membayar zakat atau tidak dilihat dari kelomanannya. Untuk ukuran perempuan Ibu Khofifah adalah orang paling loman,” kata Kiai Asep yang pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Kiai Asep yang popular sebagai kiai miliarder tapi dermawan itu memberi contoh kelomanan Khofifah. “Setiap acara Bu Khofifah selalu ada santunan anak yatim,” kata putra KH Abdul Chalim, salah satu kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada November 2023 dianugrahi gelar pahlawan nasional itu.
Baca Juga: Khofifah Raih Penghargaan dari Kementerian PPPA di Puncak Peringatan Hari Ibu 2024
Kiai Asep kemudian mengutip sebuah Hadits yang artinya: sebaik-baik rumah adalah rumah yang ada anak yatimnya yang diperlakukan dengan baik. Sedangkan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang ada anak yatim tapi diperlakukan dengan tidak baik.
Khofifah, kata Kiai Asep, juga mempunyai kapasitas keilmuan luar biasa. Bahkan, menurut Kiai Asep, Khofifah bukan hanya mempunyai kapasitas keilmuan tapi juga kekuatan fisik yang sulit ditandingi.
“Bu Khofifah punya kekuatan fisik dan keilmuan,” ujarnya.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Kelebihan lain dibanding calon gubernur lainnya, tegas Kiai Asep, Khofifah punya orientasi jelas dalam memimpin Jawa Timur. Menurut dia, Khofifah sering menyitir kaidah fiqih yang sering disampaikan Gus Dur: Tasyarruful Imam ‘alarraiyah manuthun bil maslahah. Yang artinya, bahwa kebijakan atau Keputusan seorang pemimpin harus diorientasikan kepada kepentingan atau kemaslahatan rakyatnya.
“Kalau di Mojokerto Gus Barra,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa Gus Barra selain loman juga menjadi ketua beberapa organisasi, antara lain Ketua PC Ansor Mojokerto.
Kini Gus Barra juga calon bupati Mojokerto.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Menurut Kiai Asep, dari segi logika Khofifah juga paling unggul. Menurut dia, Khofifah punya rekam jejak sangat baik. Khofifah, kata Kiai Asep, pernah menjadi anggota DPR RI termuda. Berusia 27 tahun. Bahkan jadi bintang Senayan.
Khofifah juga pernah menjadi menteri, baik pada era Presiden Gus Dur maupun Presiden Jokowi.
“Gus Dur mengatakan Khofifah adalah menteri serba bisa,” kata Kiai Asep sembari menjelaskan bahwa dijadikan menteri apa saja Khofifah bisa.
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas Antar Sesama
Acara Silaturahim Pergunu Jatim itu juga dihadiri Emil Elestianto Dardak, calon wakil Gubernur Jawa Timur yang berpasangan dengan Khofifah. Emil banyak mengungkap prestasi Jawa Timur selama kepemimpinan Khofifah-Emil.
Dalam acara yang dipandu Muhammad Ghofirin, Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) itu, Emil juga menyampaikan pentingnya pelajaran coding dan artificial intelligence (AI). Ia sempat berdialog dengan seorang ibu guru yang juga pengurus Pergunu Sidoarjo. Guru SD itu mengaku sudah memanfaatkan AI dalam menyampaikan pelajaran pada murid-muridnya.
Menurut Emil, ke depan kita memang harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, termasuk coding dan AI.
Baca Juga: Antusias Siswa Rejoso Sambut Bantuan dari Khofifah Pascabanjir
Emil mengaku senang bertemu dengan para guru NU yang dianggapnya luar biasa.
“Bukan hanya pinter tapi juga berakhlak,” kata Emil memuju para guru NU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News