Tak Kunjung Tuntas, FMPN Blitar Unjuk Rasa Desak APH Usut Surat Palsu KPK

Tak Kunjung Tuntas, FMPN Blitar Unjuk Rasa Desak APH Usut Surat Palsu KPK Massa dari Front Masyarakat Petani dan Nelayan Blitar saat melakukan aksi unjuk rasa

BLITAR,BANGSAONLINE.com - Front Masyarakat Petani dan Nelayan (FMPN) menggelar aksi turun ke jalan Selasa, (19/11/2024).

Mereka menuntut penyelesaian kasus pemalsuan dokumen yang mencatut nama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2018, yang hingga kini belum terungkap siapa aktor intelektual di baliknya.

Baca Juga: Bupati Blitar Ajak Muslimat Sinergi Turunkan Angka Stunting, AKI dan ATS

Kasus tersebut, telah menjadi alat kriminalisasi terhadap Mohammad Trijanto, aktivis anti-korupsi yang juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPD Jawa Timur.

Koordinator aksi Mohammad Trijanto dalam orasinya menyampaikan, bahwa tujuan mereka adalah untuk mempertahankan demokrasi yang adil dan bebas dari jeratan konspirasi hukum.

Seperti kasus pemalsuan surat yang terjadi pada Oktober 2018 lalu, yang melibatkan nama besar mantan Bupati Blitar Rijanto dan beberapa pejabat di Pemerintah , masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Menteri LHK Beri Kabupaten Blitar Penghargaan Pembinaan PROKLIM

Pihaknya juga menyoroti bagaimana manipulasi hukum ini telah mencemarkan nama baik aktivis antikorupsi Muhammad Trijanto.

"Bahwa apa yang terjadi di Blitar adalah contoh nyata bagaimana hukum bisa digunakan sebagai alat represi oleh pihak-pihak yang berkuasa. Kami ingin mengingatkan bahwa demokrasi Pancasila yang kita junjung harus dijaga dari tangan-tangan kotor yang ingin membungkam kebenaran," kata Mohammad Trijanto.

Massa yang hadir dalam aksi ini juga menyerukan agar penyelidikan kasus dilakukan secara transparan dan tuntas.

Baca Juga: KPU Kota Blitar Didemo Jelang Pemilu 2024

"Sudah enam tahun berlalu sejak ini diterima, dan hingga sekarang tidak ada kejelasan. Kami mendesak penegak hukum untuk segera mengungkap aktor intelektual yang ada di baliknya," tandasnya.

Selain menuntut pengungkapan kasus pemalsuan surat KPK, massa juga menyerukan agar pemimpin di Blitar lebih transparan dan bertanggung jawab. 

Mereka menekankan pentingnya pemimpin yang tidak hanya menjaga posisinya, tetapi juga berpihak pada rakyat.

Baca Juga: Buntut Pembatasan Wawancara pada Bupati Blitar, Puluhan Wartawan Demo di Depan Pendopo

"Kami membutuhkan pemimpin yang berjiwa besar, yang siap mendengarkan dan melayani rakyat dengan keadilan, bukan hanya yang melayani kepentingan pribadi atau kelompok," ujar Trijanto.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan di depan kantor DPRD, FMPN juga menuntut agar ada perlindungan bagi warga yang menyuarakan kebenaran, serta penghentian segala bentuk intimidasi terhadap mereka yang berjuang untuk keadilan.

"Kami tidak ingin ada lagi yang merasa takut untuk berbicara atau mengungkapkan kebenaran," ujarnya.

Baca Juga: Burung Hantu Bantu Petani Blitar Usir Hama Tikus, Hasilnya Mencengangkan

Tuntutan ini menunjukkan betapa pentingnya keberlanjutan demokrasi dan penegakan hukum yang adil di

Di mata masyarakat, demokrasi tidak hanya berarti hak untuk memilih, tetapi juga hak untuk berbicara dan memperjuangkan keadilan tanpa takut akan intimidasi.

"Kami ingin agar Blitar menjadi contoh bagi daerah lain, bahwa di sini, keadilan dan demokrasi dijaga untuk semua orang," pungkasnya.

Baca Juga: Ribuan Warga Blitar Selatan Tuntut Pemekaran Wilayah, Gara-Gara Hal ini

Kasus ini bermula pada 15 Oktober 2018, ketika sejumlah pejabat di Pemkab Blitar, termasuk Bupati Blitar Rijanto, menerima surat panggilan yang tercatat dari KPK.

Surat tersebut ternyata palsu dan dimaksudkan untuk menjerat sejumlah pejabat dalam sebuah konspirasi. Seiring waktu, meskipun Polres Blitar sempat mengedarkan sketsa wajah pelaku dan menetapkan tersangka, hingga kini sosok pengirim surat palsu tersebut masih belum terungkap. Massa yang hadir dalam aksi ini sangat kecewa dengan lambannya penanganan kasus ini.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD , Muhammad Rifai menegaskan, bahwa dirinya mendukung penyelidikan lebih lanjut atas kasus pemalsuan surat KPK.

Baca Juga: Wali Kota Kediri Terima Pataka Jer Basuki Mawa Beya, untuk Diberangkatkan Menuju Kabupaten Blitar

"Kasus ini mencoreng nama baik banyak pihak dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. Kami berharap penegak hukum dapat bekerja lebih transparan dan mengungkap siapa dibalik kejadian ini. DPRD juga siap mendukung segala upaya untuk menuntaskan kasus tersebut, demi kepentingan masyarakat Blitar," tandas Rifai. (ina/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO