Manuver Politik Vulgar, dari Sembako Istana Wapres hingga Buku Gibran The Next President

Manuver Politik Vulgar, dari Sembako Istana Wapres hingga Buku Gibran The Next President Gibran Rakabuming Raka. Foto: facebook

JAKARTA, BANGSAONLLINE.com - Manuver politik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan publik. Ini mudah dipahami. Karena selain sangat vulgar juga sangat gencar.

Yang teranyar soal bagi-bagi sembako. Putra sulung Jokowi itu dikabarkan membagikan sembako kepada korban banjir di Jagakarsa Jakarta Timur. Beras itu terbungkus tas berwarna biru bergambar Istana Wakil Presiden. Yang dipersoalkan publik karena bantuan sembako itu bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran."

Baca Juga: Roy Suryo Sebut Licik, Akun Fufufafa Hapus Nama Jokowi, Diduga Hilangkan Jejak

Menurut Rocky Gerung, apa yang dilakukan Gibran itu konyol. "Itu sumbangan dari pajak rakyat melalui negara untuk mereka yang kena musibah. Itu bukan sumbangan dari Wapres yang namanya Gibran," kata Rocky Gerung di Youtube Rocky Gerung Official.

Rocky menilai, sebagai Wapres, Gibran seharusnya mengurusi persoalan makro.

"Tugas Gibran bukan di situ, tugas Gibran memantau pembangunan, memantau desain pelaksanaan, desain dari plan kabinet kan itu tugas , bukan membagi-bagikan itu. Itu kan tugas ketua RT," kritik Rocky.

Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin

Menurut dia, kehadiran Gibran seolah-olah sebagai keprihatinannya terhadap rakyat.

Padahal, kata Rocky, itu dinilai sebagai pencitraan politik semata.

"Bagian-bagian ini kita lihat cawe-cawe. Mulai lagi oleh sang anak mengikuti tradisi atau kelakuan bapaknya," tegasnya.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Manuver politik lain adalah pelayanan pengaduan. Na, untuk pelayanan pengaduan ini Rocky Gerung menilai positif, meski penuh satir.

"Jadi bagus juga, ide itu, supaya betul-betuk ada yang kita lihat konkret dikerjakan , Bapak Gibran," kata Rocky di program FNN, Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (12/11/2024).

Rocky menilai, program ini jadi cara Gibran untuk terus jadi perbincangan publik.

Baca Juga: Laporkan Fufufafa dan Esemka ke Layanan "Lapor Mas Wapres", Pakar Forensik Ini Kecewa, Kenapa

Rocky, ide menyerap keluhan masyarakat bisa menjadi sesuatu yang sensasional hingga prosesnya bisa jadi pemberitaan.

"Mungkin itu ide yang dihasilkan melalui diskusi panjang dengan tim media Pak Wapres lalu ditemukan cara yang sudah standard, untuk terus ada di depan kamera musti ada sesuatu yang sensasional tuh. Jadi kalau situs itu, atau proyek itu diucapkan hari ini, itu artinya wapres itu segera ingin supaya dia di depan publik atau kamera," kata Rocky.

Yang juga menarik, jauh sebelum Gibran dilantik sebagai , di Solo sudah ada peluncuran buku yang judulnya membuat kita bergidik: .

Baca Juga: Saluran Pengaduan Ala Gibran, Manuver Politik yang Bumerang

Tak jelas, apakah peluncuran bulu itu sepengetahuan atau seizin Gibran atau tidak. Yang pasti, saat itu Gibran masih menjabat wali kota Solo. Gibran baru mundur dari Wali kota Solo pada 16 Juli 2024.

Gibran juga baru terpilih sebagai Wakil Presiden. Ia terpilih sebagai wapres pada 14 Februari 2024.

Buku itu ditulis Ahmad Bahar. Diterbitkan oleh penerbit Hikam Media Utama yang beralamat di Bantul, Yogyakarta.

Baca Juga: Kasus Gelar Doktor Bahlil, Rocky: Universitas Simbol Perlawanan Etika Jebol karena Amplop

Buku itu diluncurkan secara resmi pada Jumat 14 Juni 2024. Di Solo Jawa Tengah. Sekali lagi, saat Gibran masih menjabat wali kota Solo dan baru terpilih sebagai .

Publik pun heboh. Bukan saja dianggap mengabaikan fatsun politik tapi juga tak bisa menjaga perasaan Prabowo Subinato sebagai presiden. Yang baru terpilih.

“Presiden belum dilantik, sudah diincar posisinya,” komentar seorang aktivis.

Baca Juga: Presiden BEM Unair Dapat Intimidasi, Dekan Bagong Suyanto Cabut Pembekuan BEM

Ahmad Bahar membantah peluncuran buku Gibran The Next President bermuatan politik. Menurut dia, buku itu hanya menyoroti Gibran sebagai fenomena budaya.

Tapi publik lebih cerdas. Apalagi judulnya sangat vulgar.

Beberapa pihak mengaitkan judul buku itu dengan isu publik yang sangat tajam. Bahwa Prabowo bakal jatuh (dijatuhkan?) di tengah jalan. Tak sampai 5 tahun.

Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029

Saat itu saya langsung ingat 2 ayat Al Quran sekaligus. Pertama, surat Al-Araf ayat 34: "Tiap-tiap umat mempunyai ajal atau batas waktu; apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya".

Kedua, surat Ali Imran ayat 54 yang artinya "Dan mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya".

Berita tentang buku itu sempat tenggelam. Namun saat Presiden Prabowo berkunjung keluar negeri buku itu mencuat kembali.

Berbagai komentar pun bermunculan. Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia, mengingatkan masyarakat tidak perlu menganggap serius isu tersebut. Dilansir suara.com, Effendi menyampaikan, setiap warga negara boleh saja bermimpi untuk jadi Presiden RI. Dengan catatan mematuhi konstitusi secara benar.

Hanya saja harus sabar.

“…waktunya terlalu buru-buru atau istilahnya: tabiat terbuka mendahului waktunya. Presiden baru dilantik dan sedang keluar negeri. Ya harusnya sabar saja dan mengalir sesuai kepuasan publik. Jadi karena itu saya pikir buku itu belum ada atau seharusnya belum ada pada kenyataannya," kata mengomentari muncul buku itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO