SURABAYA, BANGSAONLINE.com – KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi), cucu Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, sempat menangis karena haru saat acara Grand Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan di Auditorium Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Sabtu (21/12/2024).
Acara yang digelar Ikatan Keluarga Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Surabaya itu dihadiri para kiai dan dzuriyah Hadratussyaikh serta ratusan alumni Pesantren Tebuireng dari berbagai daerah.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan ini diampu langsung oleh Gus Fahmi.
“Ini majelis alumni (Tebuireng). Bukan majelis saya. Saya hanya khadim (pelayan),” kata Gus Fahmi saat menyampaikan sambutan di depan ratusan alumni Pesantren Tebuireng yang datang dari berbagai daerah.
Baca Juga: Alasan Hadratussyaikh Tolak Anugerah Bintang Hindia Belanda, Kenapa Habib Usman Bin Yahya Menerima
Gus Fahmi memberikan piagam penghargaan kepada para pimpinan Ikapete dari berbagai daerah. Foto: bangsaonline
“Saya akan melayani alumni di manapun berada. Mulai kota sampai pelosok desa. Karena bagi saya bertemu alumni sangat menyenangkan. Karena silaturahim memperpanjang usia dan memperbanyak rezeki,” tambah Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng Jombang itu.
Gus Fahmi minta didoakan semoga sehat dan panjang umur.
Baca Juga: Disambut Antusias Warga Blitar, Khofifah: Pekik Allahu Akbar Bung Tomo Dawuh Hadratussyaikh
“Agar saya bisa maramut majelis ini,” kata Gus Fahmi yang juga Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang.
Sebenarnya majelis ini sudah eksis sejak lama. Gus Fahmi sendiri sangat peduli dan selalu menyempatkan waktu untuk hadir ke berbagai daerah. Termasuk ke luar Jawa. Acara rutinnya istighatsah dan mengaji kitab At Tibyan.
Putra KH Hadzik Mahbub itu mengaku istiqamah datang ke berbagai daerah bertemu alumni Pesantren Tebuireng karena berharap barokah. Di atas panggung bahkan Gus Fahmi sempat menangis karena haru. Ia mengucapkan terima kasih kepada para alumni yang selama ini sangat antusias merawat majelis ini secara istiqamah.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Sebelumnya, Dr KH Ahmad Mustain Syafii, Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng, juga menyampaikan sambutan. Pengasuh rubrik Tafsir Al Quran Aktual di HARIAN BANGSA itu sempat bererita tentang Kitab At Tibyan yang menekankan silaturahim dan persatuan.
Selain Kiai Mustain, KH Abdul Hadi Yusuf Masyhar, Pengasuh Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng Jombang, juga menyampaikan sambutan.
Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Diantara para alumni Pesantren Tebuireng asal Madura yang hadir dalam acara Grand Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan di Auditorium Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Sabtu (21/12/2024). Foto" bangsaonline.
Sementara dari dzuriyah Hadratussyaikh, selain Gus Fami juga tampak KH Hasyim Abdul Karim (Gus Aying), cucu Hadratusssyaikh dan yang lain.
Hadratussyaikh selain dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pesantren Tebuireng juga pejuang kemerdekaan RI yang telah dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno.
Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali
Kitab At Tibyan fin Nahyi ‘an Muqata’atil Arham wal Aqarib wal Ikhwan, merupakan salah satu karangan Hadratussyaikh. Kitab ini membahas tentang pentingnya rekonsiliasi nasional.
Memang Hadratusssyaikh menulis kitab ini dalam rangka mewujudkan rekonsiliasi organisasi dan tokoh pada awal kebangkitan nasional. Hadratussyaikh menekankan bahwa silaturahim adalah ibadah utama, sedangkan memutus silaturahim dan kekerabatan sosial adalah perbuatan dosa dan tercela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News