Pabrikan Ragukan Kualitas, Petani Tembakau di Bondowoso Terancam Gulung Tikar

Pabrikan Ragukan Kualitas, Petani Tembakau di Bondowoso Terancam Gulung Tikar Petani sedang membersihkan abu vulkanik gunung raung dari daun tembakau.

BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Ribuan di Kabupaten Bondowoso resah dengan hasil panennya yang tidak bisa terjual ke gudang atau pabrik tembakau dengan alasan kualitas tembakau bondowoso masih diragukan karena terkena paparan abu vulkanik.

Nimanto salah satu mengatakan berbagai alasan dikemukakan pihak pabrikan kepada para petani. Padahal, pabrikan seharusnya sudah membeli tembakau petani sejak bulan Juli lalu.

Baca Juga: Petani Tembakau Rasakan Manfaat Berdirinya Pabrik Rokok Lokal di Sumenep

"Alasan gudang sejak dahulu seperti itu, selalu penjelasan klasik. Sekarang yang dijadikan alasan malah abu Gunung Raung. Alasan pihak pabrikan tidak relevan karena tidak ada pengaruh pada tembakau," ujar Nimanto saat usai pertemuan antara petani dan pabrikan rokok di Dishutbun, Rabu (16/9).

Nimanto mengatakan bahwa hal ini terjadi karena Dishutbun tidak melakukan pertemuan dengan petani. "Andai saja kami diajak berdialog, kami kan bisa tahu apa yang diinginkan pabrikan. Sehingga tidak akan ada alasan pabrik menolak tembakau kami," imbuhnya.

Hal senada juga di sampaikan oleh Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, Yazid, yang menuntut Pemerintah Kabupaten untuk mengeluarkan aturan tetap terkait pembelian tembakau milik petani.

Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen

Hal ini dilakukan agar di Bondowoso mendapatkan kepastian, kapan gudang akan buka dan melakukan pembelian tembakau.

"Kami menuntut agar ada kebijakan atau regulasi yang berpihak kepada . Selama ini itu tidak dilakukan. Kami berharap ada kepastian kapan gudang membuka dan melakukan pembelian. Karena saat ini kondisi petani sedang terkapar," ujar Yazid.

Saat ini, kata Yazid, hanya 700 hektar lahan tembakau yang terikat kontrak atau bermitra dengan gudang atau pabrikan. "Dipastikan yang bermitra yang paling diutamakan oleh pabrikan, Sementara sisanya masih menunggu kejelasan kapan akan dilakukan pembelian tembakau tersebut kepada para petani," pungkasnya. (gik/rev)

Baca Juga: Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO