
BANGSAONLINE.com - Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji, meraih gelar doktor dari Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Ia dinyatakan lulus dengan disertasi yang mengembangkan metode untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik menggunakan lean six sigma yang dipaparkan dalam Sidang Promosi Doktor Baru di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS, Kamis (10/4/2025).
Dalam sidangnya, Agus menjelaskan bahwa kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik menjadi tanggung jawab utama pemerintah dalam upaya membangun dan menjaga kepercayaan publik.
Tidak adanya pesaing di sektor pelayanan publik juga menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
“Keluhan-keluhan dari masyarakat ini dapat menjadi masukan untuk perbaikan yang kami lakukan,” katanya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Surabaya tahun 2019-2023 itu pun mengakui bahwa terdapat beberapa hal yang dapat disederhanakan pada sektor pelayanan publik, mulai dari proses administrasi hingga tahapan lainnya. Ia mengembangkan metode spiral framework untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pelayanan publik, khususnya pada proses pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
Agus memaparkan, berlandaskan teori lean six sigma, metode tersebut menerapkan kerangka berpikir DMAIC yang terbagi menjadi lima tahap, yakni define, measure, analyze, improve, dan control. Tahap yang paling penting di sini adalah pada tahap pertama, yakni mendefinisikan masalah-masalah yang terdapat pada pelayanan publik. Salah satu masalah yang disoroti adalah proses administrasi yang berbelit dan adanya ketidakpastian waktu.
Oleh karena itu, pada tahap improve ia menggunakan kerangka kerja House of Quality untuk meningkatkan kualitas layanan yang memenuhi kebutuhan publik. Salah satu perbaikannya adalah penggunaan teknologi informasi berupa aplikasi sebagai sistem yang menjalani proses layanan publik secara digital bernama Klampid New Generation.
“Sistem aplikasi ini kami lakukan dua kali perubahan untuk perbaikan,” ungkap Agus.
Dalam implementasinya, dilakukan pengujian metode tersebut pada beberapa layanan, seperti Kartu Identitas Anak (KIA) dan Surat Keterangan Tempat Tinggal Orang Asing (SKTT OA). Pengujian tersebut menunjukkan bahwa metode ini mampu meningkatkan kinerja layanan di Disdukcapil. Di antaranya, metode ini berhasil memangkas waktu penyelesaian layanan KIA dari rata-rata 12 hari menjadi hanya empat hari dan layanan SKTT OA dari tiga hari menjadi hanya satu hari.
Pengujian tersebut tidak hanya dilakukan di Kota Surabaya, Agus menyebutkan bahwa uji coba juga diterapkan pada Disdukcapil lainnya di Jatim, seperti Kota Malang, Sidoarjo, dan Gresik.
“Dari pengujian ini didapatkan hasil bahwa metode tersebut dapat dikembangkan dan digunakan oleh pelayanan publik lainnya,” tutur lelaki asal Jember ini.
Melalui inovasinya tersebut, Agus telah berkontribusi menciptakan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik, efisien, dan berorientasi pada masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang juga hadir dalam sidang tersebut menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya kepada Agus sebagai salah satu pejabat publik yang meraih gelar doktor. Eri berharap, inovasi yang dibawa Agus ini dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara pelayanan publik, khususnya Disdukcapil Kota Surabaya.
“Ini adalah awal untuk membangun Kota Surabaya dengan kekuatan yang luar biasa dari doktor-doktor yang lahir di Surabaya,” tutur Eri. (msn)