MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kambing gembrong hampir punah karena populasinya terus berkurang. Data bulan Oktober 2014 menyebutkan, ada 82 ekor kambing jenis gembrong di Indonesia, empat ekor di antaranya ada di Kabupaten Mojokerto.
Empat ekor kambing dengan bulu panjang dan lebat layaknya anjing ini ada di Peternakan Nusantara yang ada di Desa Sajen, Kecamatan Pacet.
Baca Juga: Bupati Ikfina Apresiasi DPRD Mojokerto Dalam Rapat Paripurna Raperda APBD TA 2025
"Kambing jenis ini, aslinya dari Karang Asem, Bali sehingga kita pilih Pacet melihat cuacanya yang hampir sama di tempat asalnya," ungkap, Kepala Kandang Peternakan Nusantara, Sutan Raharjo.
Pacet berada pada lebih 700 meter dari permukaan laut (mdpl) hampir sama daerah asal kambing jantan yang bulunya lebih panjang dari kambing betina tersebut. Kambing jenis ini, lanjut Sutan, tingkat kematian cukup tinggi dan membutuhkan ekstra perawatan.
"Kambing jenis ini, lebih butuh banyak perhatian. Cara perawatan sendiri, dua minggu sekali dimandikan dengan cara dikeramasi, bulu yang menjuntai ke bawah dirapikan agar tidak mengganggu pergerakannya serta kuku dipotong. Untuk pola makan sama, dua kali dalam sehari, pagi dan sore," katanya.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
Masih kata Sutan, makanannya sama dengan kambing lain namun makanan yang paling digemari adalah tanaman hijau seperti rumput. Makan dua kali sehari. Selain makan, kambing gembrong membutuhkan asupan tambahan. Seminggu sekali diberi telur bebek dua butir untuk menjaga vitalitas.
Selain telur bebek, juga diberikan jamu herbal yang diperoleh di Taman Herbal Podo Sehat di sisi kiri Peternakan Nusantara. Sutan menjelaskan, data yang diperoleh pada Oktober 2014 lalu, populasi kambing gembrong di Indonesia tinggal 82 ekor saja.
"Itupun hanya ada di tiga tempat, Sai Putih Sumatra Utara, Karang Asem Bali dan di Pacet ini. Di sini ada empat ekor dari awalnya dua ekor di tahun 2009 lalu, dua jantan dan dua betina. Di peternakaan ini, kambing jenis ini dikembangbiakan dan untuk konservasi dan domba sapudi yakni domba ekor gemuk," ujarnya.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ringkus Terduga Pelaku TPPO
Sutan menjelaskan, bulu panjang dan tebal akan mulai terlihat sejak umur empat bulan dan akan penuh umur 2 hingga 3 tahun. Menurutnya, panjang bulu kambing gembrong mencapai 20 hingga 30 cm. Menurutnya, kambing jenis ini bukan kambing yang dijual secara bebas karena populasinya yang terus menurun.
"Di daerah asalnya, Karang Asem Bali terbentur dengan budaya masyarakat sekitar sehingga sulit untuk mengembangbiarkan. Kambing ini, bukan untuk dijual dan dikonsumsi dagingnya. Kalaupun ada yang beli, kita harus pastikan untuk dikembangbiarkan," jelasnya.
Menurutnya, agar masyarakat tahu jika kambing gembrong yang hampir punah populasinya ini, pihaknya sering mengikuti kontes. Kambing gembrong sering dikutkan kontes dengan tujuan agar masyarakat tahu jika kambing gembrong asli Indonesia.
Baca Juga: Petakan Potensi Desa, Mendes Yandri: Harus Jadi Supplier Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
"Karena banyak masyarakat yang menyangka jika kambing gembrong berasal dari Australia. Padahal kambing ini asli Indonesia, kita ingin menunjukkan jika kambing ini ada di Pacet, Kabupaten Mojokerto. Pernah kambing ini ditawar Rp100 juta saat ikut kontes di Blitar, tidak kita kasih karena ini untuk konservasi," tegasnya.
Ciri khas kambing gembrong yakni rambut panjang berkisar 20 sampai 30 cm untuk jantan dan 2 sampai 3 cm untuk betina. Bahkan rambut panjang kambing jantan bisa menutupi muka dan telinga. Warna tubuh putih (61,5 persen), sebagian coklat muda (23,08 persen) dan coklat (15,38 persen).
Pola warna pada umumnya satu warna dan sisanya terdiri dari dua warna dan tiga warna. Ukuran kambing gembrong 1,25 dengan rata-rata bobot lahir tunggal 2 kilogram dan kembar dua 1,5 kilogram. Tingkat kematian pra sapih sebesar 20 persen. (bjc/dur)
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Tangkap Buron Penganiayaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News