
DENPASAR, BANGSAONLINE.com – Para pejabat dan tokoh masyarakat Bali kompak menolak kehadiran organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) yang dipimpin Hercules Rosario de Marshal. Bahkan Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta terang-terangan menolak kehadiran GRIB dengan alasan sudah memiliki pecalang untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
"Dari 1.400 lebih desa adat itu sudah memiliki pecalang dan desa adat, nah pecalang dan desa adat ini mempunyai peran menjaga estetika wilayah adat itu sendiri," tegas Wagub Bali Giri di kantor Gubernur Bali, Senin (5/5/2025).
Menurut Giri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali juga telah memiliki aturan terkait pembentukan Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda). Bankamda merupakan program kemitraan antara kepolisian dan masyarakat di Pulau Dewata untuk menjaga keamanan desa.
"Prinsipnya kalau dengan ormas luar di Bali ini mempunyai prinsip untuk menjaga keamanan dan kenyamanan saya kira tidak perlu, karena sudah ada (Bankamda)," kata Giri seperti dikutip detik.com.
Mantan Bupati Badung dua periode itu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di wilayahnya masing-masing.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster berjanji akan membahas kemunculan GRIB Jaya di Bali. Kehadiran ormas pimpinan Hercules di Bali itu mendapat penolakan dari sejumlah warga. Terutama dari para pecalang.
"Kami tidak butuh ormas dari luar, kami tidak butuh pihak asing yang membawa agenda," kata seorang pecalang di Bali.
"Kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan, turun-temurun untuk menjaga Bali," tegas pecalang tersebut.
Pantauan BANGSAONLINE, pernyataan pecalang itu beredar luas di media sosial.
Bagaimana respons Ketua GRIB Bali, Yosep Nahak, yang baru dilantik? Ia mengaku enggan berkomentar. "Untuk sementara waktu, kami belum ada tanggapan. Kami sabar, beberapa hari ke depan semua sudah tenang, kami kabarkan," kilahnya, Senin (5/5/2025).