
KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu terus gencar melakukan sosialisasi mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) kepada masyarakat.
Salah satu fokus utama dari kegiatan itu ialah lingkungan pendidikan, dengan menyasar sekolah-sekolah di Kota Batu. Kali ini, Dinkes Kota Batu mengadakan acara sosialisasi di SMPN Satu Atap di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Senin (16/6/2025).
Acara tersebut diikuti oleh 35 siswa, baik putra maupun putri, yang antusias menerima informasi tentang bahaya merokok.
Wakil Kepala SMPN Satu Atap Kota Batu, Susi Dian Fitriana, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dinas Kesehatan yang telah memberikan sosialisasi KTR kepada siswa.
Ia mengungkapkan, berdasarkan pengamatannya, tidak ada siswa yang merokok di lingkungan sekolah. Namun, ia mencatat fakta bahwa banyak siswa yang mencoba merokok di luar sekolah atau di rumah.
"Dari pantauan kami, anak-anak di lingkungan sekolah tidak ada yang merokok, tetapi di luar sekolah ataupun di rumah mereka banyak yang mencoba merokok," ujarnya.
Menurut Dian, yang merokok bukan hanya siswa di sekolah SMPN Satu Atap saja, tetapi itu berlaku di semua sekolah, sehingga pengawasan orang tua siswa sangat dibutuhkan.
"Saya sangat setuju dengan sosialisasi ini. ini program yang bagus, di sekolah sini sosialisasi KTR baru pertama kali. mohon kalau bisa dilakukan secara rutin setiap tahun," katanya.
Sementara itu, Pemegang Program Sosialisasi KTR Dinkes Kota Batu, Deblora Banunaek, menjelaskan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk mendeteksi secara dini pengetahuan siswa mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh rokok.
"Dari sosialisasi dan scraning yang dilakukan, kami menemukan hasil yang mencengangkan. Mayoritas anak-anak yang kami survei pernah merokok," tuturnya.
Menurut dia, sosialisasi ini juga mencakup berbagai aspek penting, seperti edukasi tentang dampak negatif rokok, baik bagi perokok aktif maupun pasif.
Hal tersebut menggugah kesadaran masyarakat, khususnya guru dan orang tua siswa, untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan bebas rokok. Ditegaskan olehnya, upaya berhenti merokok merupakan salah satu fokus utama dari program ini.
"Kami memberikan edukasi kepada mereka agar mereka berhenti merokok, dan konseling di Puskesmas juga disediakan untuk memfasilitasi proses tersebut," ujarnya.
Ia menekankan, rokok konvensional maupun rokok elektrik memiliki bahaya yang sama. Keduanya mengandung lebih dari 400 bahan kimia yang berpotensi merusak masa depan generasi muda.
Sosialisasi ini, kata dia, mencakup berbagai aspek, termasuk edukasi tentang dampak negatif rokok terhadap kesehatan, serta peran aktif masyarakat dalam menciptakan kawasan yang lebih sehat.
Dinkes berharap dengan adanya sosialisasi ini, siswa dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka, dengan menyebarkan informasi yang diperoleh kepada teman-teman dan keluarga.
Dalam kesempatan tersebut, siswa juga diajak berdiskusi mengenai pengalaman mereka dan dampak yang mereka rasakan atau lihat dari perilaku merokok di sekitar mereka.
Diskusi interaktif ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka serta menumbuhkan sikap peduli terhadap kesehatan.
Dengan upaya ini, Dinkes Kota Batu berkomitmen untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan lingkungan yang bebas rokok, demi masa depan yang lebih baik.
Seluruh lapisan masyarakat juga diajak untuk berpartisipasi dalam gerakan KTR demi kesehatan bersama. Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan bahaya rokok dan mendukung terciptanya KTR.
Kolaborasi antara Dinas Kesehatan, sekolah, dan keluarga sangat penting dalam menyebarkan informasi serta meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Dengan langkah-langkah konkret ini, diharapkan Kota Batu dapat menjadi kota yang lebih sehat dan bebas dari pengaruh negatif rokok. (adv/adi/mar)