
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Unit Reskrim Polsek Gubeng membekuk komplotan pencuri kendaraan bermotor (curanmor).
Dari 3 pelaku yang diamankan, dua pelaku ternyata masih di bawah umur yang disebut sebagai otak kejahatan.
Setidaknya 5 tempat kejadian pencurian sepeda motor yang berhasil dicuri oleh kelima pelaku. 3 tempat telah dilaporkan oleh korban ke Polsek Gubeng.
Tiga pelaku dewasa mereka antara lain berinisial SA alias Jepang (29), IG (34) dan BU seluruhnya warga Surabaya, sedangkan dua pelaku dibawah umur berinisial FF dan MAH (16) anak anak warga Kenjeran.
“Kami berhasil menangkap komplotan curanmor dengan pelaku 5 orang. 2 diantaranya masih dibawah umur, untuk 3 pelaku umur dewasa ditahan Polsek Gubeng sedangkan 2 pelaku dibawah umur diamankan di penitipan Selter,” kata Kapolsek Gubeng, Kompol Eko Sudarmanto, Kamis (14/8/2025).
Dalam melalukan aksi curanmor, pelaku bergonta-ganti peran di sejumlah TKP.
“Mereka beraksi di kos-kosan di Jl. Granting Baru, Jalan Rangkah, dan Jalan Setro. Jangkauan mereka tidak hanya di Gubeng, tapi juga mengarah ke wilayah timur Surabaya,” urai Kapolsek Gubeng.
Aksi komplotan itu terungkap usai polisi menerima laporan masyarakat dan melakukan koordinasi dengan jajaran Polsek lain.
Modusnya, anak-anak pelaku mencari sasaran kendaraan yang aman diambil, kemudian mengajak pelaku dewasa untuk mengeksekusi.
“Sasarannya sepeda motor yang terparkir di pinggir jalan, terutama yang kuncinya tertinggal. Dua motor hasil curian sudah dijual di Madura seharga bervariasi antara 3 juta hingga 4 juta,” bebernya.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa pelaku dewasa SA mengenal dua pelaku anak di sebuah warung kopi di daerah Kenjeran.
Anak-anak tersebut seluruhnya putus sekolah dan tidak memiliki aktivitas tetap. Sedangkan, SA merupakan seorang residivis di kasus yang sama.
SA mengaku bekerjasama dengan dua pelaku yang dibawah umur karena para pelaku mempunyai ide dalam mencari target motor yang akan dicurinya.
“Jadi peran saya dan teman teman sebagai eksekutor, sedangkan teman pelaku yang masih anak anak itu menujukan motor yang rencana akan dicuri. Anak anak mengajak saya untuk mencuri karena mereka tahu kalau saya pengalaman dan pernah menjadi residivis,” jelas SA.
Sedangkan motor hasil curian dijual secara COD dan kesemunya di beli oleh warga Bangkalan Madura.
Polisi masih mengembangkan kasus ini untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan penadah motor curian di Madura. (rus/van)