
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Target penyerapan beras petani yang dibebankan pemerintah kepada Bulog Sub Divre III Bojonegoro sebanyak 15 ribu ton baru terserap 4.900 ton. Meski banyak yang belum terserap, Bulog justru malah menolak beras dari petani.
Alasannya, kualitas beras dari petani pada panenan kemarau kemarin jauh di bawah standar. Seperti halnya kadar menir lebih dari empat persen serta beras yang berkutu.
"Kita banyak menolak beras dari petani, karena kualitas beras di bawah standar. Ya mohon maaf," ujar kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro Efdal Marlius, Jumat (30/10).
Meski penyerapan beras lokal masih jauh di bawah target dan sulit untuk terpenuhi. Namun, pihaknya mengaku optimis serapan sebanyak 15 ribu ton itu dapat tercapai hingga akhir tahun 2015 mendatang. "Ya, kita optimis dapat mencapai target itu," katanya.
Sementara itu, Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Kav Donova Pri Pamungkas mengatakan, penolakan beras petani oleh Bulog itu ada alasannya. Dandim juga tidak menyalahkan Bulog. Sebab, kualitas beras benar-benar di bawah standar. Kualitas beras, kata dia, sangat buruk.
"Jika dipaksakan masuk ke gudang dikhawatirkan dapat merusak beras lain yang sudah tersimpan terlebih dahulu," ujarnya.
Tapi, lanjut dia, jika beras petani kualitasnya bagus, maka Bulog saya harapkan untuk membeli beras petani. Dandim mengetahui sendiri kualitas beras dari petani yang ada di gudang beras milik Bulog di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro.
"Sebagian serapan beras dari petani ada yang kualitasnya baik, yang buruk kita minta untuk disisihkan," pungkasnya. (nur/rev)