CEO Kencana Grub, Hendry Setiawan (kanan) menanam bibit pohon didampingi Pembina Yayasan Grojokan Sewu di kaki Gunung Welirang.
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - PT Kencana Maju Bersama menanam bibit alpukat, matoa, jambu air, hingga durian di kawasan sumber mata air kaki Gunung Welirang, di Desa Pecalukan, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Sabtu (1/11/2025).
Dalam kegiatan yang bertajuk Go Green tersebut, PT Kencana berkolaborasi dengan Yayasan Grojokan Sewu, Perhutani, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai upaya memulihkan kawasan sumber mata air di kaki Welirang.
Program penanaman ini telah dilakukan PT Kencana secara rutin sejak lima tahun yang lalu. CEO Kencana Group, Hendry Setiawan mengatakan, langkah tersebut bukan agenda promosi, melainkan bentuk tanggung jawab moral industri baja terhadap lingkungan yang menopang kehidupannya.
“Kami ingin industri tak hanya berproduksi, tapi juga berkontribusi. Di tengah iklim yang kian tak menentu, menanam pohon adalah langkah kecil dengan dampak besar,” kata Hendry.
Dalam kegiatan itu, PT Kencana juga memperkenalkan greenhouse baja ringan, yakni teknologi pertanian modern yang dirancang agar petani tetap produktif meski cuaca ekstrem.
“Kami memanfaatkan keunggulan baja profil ringan sebagai solusi infrastruktur pertanian yang tahan iklim. Ini adalah bentuk adaptasi industri terhadap tantangan ekologi,” jelas Hendry.
Sementara, Direktur PT Kencana, Susanto, menekankan dimensi ekologis dari gerakan ini. Ia menyebut, menanam pohon berarti memperpanjang usia bumi.
“Oksigen yang kita hirup tiap hari adalah anugerah, tapi kini mulai menipis. Melalui gerakan ini, kami ingin menunjukkan bahwa menjaga bumi adalah kewajiban bersama,” ujarnya.
Jenis pohon yang dipilih, lanjut Susanto, bukan tanpa alasan. Selain bernilai ekonomi bagi masyarakat sekitar, enam varietas utama alpukat, matoa, jambu air, nangka, sukun, dan durian juga memiliki daya serap karbon tinggi dan perakaran kuat yang mampu menahan erosi.
Di sisi lain, Pembina Yayasan Grojokan Sewu Kecamatan Prigen, Riwayana Irianto, mengaku terharu melihat konsistensi PT Kencana yang rutin digelar setiap tahun.
“Dukungan ini bukan hanya materiil, tapi napas panjang perjuangan pelestarian alam. Setiap bibit yang tumbuh adalah investasi untuk generasi mendatang,” tutur Riwayana.
Ia juga mengumumkan bahwa pada Januari 2026, yayasan akan menggelar penanaman serentak dengan melibatkan pelajar dan komunitas pecinta alam.
“Kami ingin gerakan ini menjadi kesadaran kolektif, bukan sekadar agenda tahunan,” ungkapnya.
Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Perhutani Lawang Batang, Slamet, mengingatkan bahwa hutan adalah sistem kehidupan yang tak tergantikan.
“Satu pohon memberi oksigen untuk dua manusia. Seribu pohon berarti dua ribu jiwa terbantu. Kalau kita abai, anak cucu kita tak akan mewarisi sumber air, melainkan air mata,” katanya.
Menurutnya, pohon-pohon yang ditanam akan ditempatkan di titik-titik sumber air untuk menjaga debitnya agar tidak menurun di musim kemarau.
“Menanam di hulu berarti menyelamatkan kehidupan di hilir,” imbuhnya.
Program ini menandai transformasi paradigma dunia industri, dari sekadar mengejar profit, menjadi agen perubahan ekologis. PT Kencana menunjukkan bahwa baja dan bumi bisa bersinergi, bahwa pabrik dan pepohonan bisa saling menopang. (maf/par/msn)











