BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Bojonegoro melakukan pengecekan kondisi suhu panas serta kelembaban udara di sekitar ladang minyak dan gas bumi (migas) lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, kemarin.
Menurut Kepala Bidang Pengkajian dan Laboratorium BLH Pemkab Bojonegoro, Hary Susanto, berdasarkan pantauan suhu udara di sekitar ladang migas Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, diketahui suhu udaranya memang tinggi yakni mencapai 42 derajat celcius. Tingginya suhu udara ini, kata dia, selain disebabkan musim kemarau juga diduga dipengaruhi adanya kegiatan pembakaran gas suar (flaring) di lokasi pengeboran migas Blok Cepu tepatnya di tapak sumur (well pad) B.
Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah
Selain itu, kata dia, minimnya penghijauan di sekitar lokasi pengeboran minyak dan gas bumi lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dikelola oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) juga ditengarai ikut berpengaruh terhadap tingginya suhu udara di wilayah tersebut.
"Jadi suhu di area Blok Cepu memang sangat tinggi. Pada alat ukur suhu kami menunjukan angka 42 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapan udara 36 persen, " ujar Hary usai melakukan pengecekan.
Di tempat yang sama, Sekretaris BLH Pemkab Bojonegoro, Agus Haryana menegaskan, bahwa minimnya pepohonan sangat berdampak pada perubahan suhu yang semakin panas. "Sehingga, tidak ada perimbangan di lapangan," ujarnya.
Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Masjid Darussalam Trucuk Bojonegoro, Khofifah Bahas soal Perdamaian Gaza
Ia menuturkan, suhu udara akan semakin panas pada awal musim hujan ini. Sebab, hujan yang turun pada awal musim hujan ini menyebabkan terjadinya kelembaban tinggi. Sebab, air yang jatuh ke tanah tidak langsung meresap melainkan akan menguap dan menyebabkan suhu udara semakin panas dan gerah.
Ia mengaku telah meminta kepada pihak EMCL agar melakukan penanaman pohon di dalam lokasi pengeboran migas Banyu Urip Blok Cepu dan di sekitarnya. “Kami akan terus memantau upaya penghijauan yang dilakukan oleh pihak EMCL di lokasi pengeboran migas Banyu Urip Blok Cepu itu,” ujarnya.
Sementara itu menurut Muhammad Fatoni (28) warga Desa Ngraho, Kecamatan Gayam mengatakan, suhu udara di sekitar ladang migas Banyu Urip Blok Cepu saat ini memang terasa lebih panas dan gerah semenjak adanya kegiatan pembakaran gas suar. Bahkan, kata dia, kalau siang hari atau malam hari warga kesulitan untuk tidur karena merasakan suhu panas tersebut.
Baca Juga: Berangkatkan Jalan Sehat Hari Koperasi di Bojonegoro, Khofifah: Penggerak Ekonomi Kerakyatan
“Suhu udara di sekitar ladang migas Blok Cepu sekarang hampir sama seperti di Mekkah, Arab Saudi. Suhunya panas sekali," pungkasnya. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News