Paslon Wali Kota Surabaya Ikuti Debat Publik Kedua, Beber Strategi Hadapi Tenaga Kerja Asing

Paslon Wali Kota Surabaya Ikuti Debat Publik Kedua, Beber Strategi Hadapi Tenaga Kerja Asing DEBAT KEDUA: Suasana debat publik kedua yang diikuti dua paslon Pilwali Surabaya, di Hotel Shangri-LA, Surabaya, Jumat (6/11) malam. foto: maulana/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Debat publik pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya tahap kedua telah digelar KPU Kota Surabaya, di Hotel Shangrila, Jumat (6/11) malam. Kedua paslon, Rasiyo-Lucy Kurniasari dan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, kala debat, di antaranya sama-sama mengungkap strategi untuk mengantisipasi serbuan tenaga asing dalam masa ekonomi global.

Pada sesi kedua debat, M Nasih sebagai moderator melontarkan pertanyaan mengenai antisipasi menghadapi tenaga kerja asing dalam masa ekonomi global. Menjawab kali pertama, Tri Rismaharini mengatakan, Undang-Undang Kependudukan harus dilakukan dengan tegas dan para tenaga kerja harus mengikuti ini.

Oleh sebab itu, dia akan mendorong seluruh generasi di Surabaya untuk mengontrol pelaksanaan undang-undang ini. Terutama dengan rasa kebersamaan sebagai arek Suroboyo yang telah dia tanamkan sejak menjabat sebagai wali kota pada periode sebelumnya.

Untuk pertanyaan yang sama, Rasiyo menjawab akan meningkatkan standar kompetensi dan profesionalisme yang lebih baik. Dia menjanjikan akan membuat peraturan wali kota, setiap tenaga asing harus bisa berbahasa Indonesia

Sebelumnya, pada sesi pertama, Prof Dr Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga Surabaya selaku moderator mempersilakan kedua pasangan calon untuk memaparkan visi misinya berkaitan dengan tema Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan.

Rasiyo calon Wali Kota nomor urut satu dari Partai Demokrat dan PAN mengatakan, akan membangun kualitas SDM yang baik dan lebih berkeadilan. "Dan yang terpenting peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa," katanya.

Sementara Tri Rismaharini calon Wali Kota nomor urut dua dari PDIP mengatakan, Surabaya adalah miniatur Indonesia, tempat tinggal berbagai suku bangsa yang melebur menjadi satu. Karakter ini melebur dengan budaya santri.

Risma menitikberatkan pada generasi muda yang sadar jati dirinya sebagai arek Suroboyo.

Sementara, Whisnu mengatakan, dirinya bersama Risma saat menjabat, berada di bawah bersama rakyat Surabaya untuk tertawa dan menangis bersama. (lan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO