GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sikap Fatayat dan Muslimat Kabupaten Gresik, Jawa Timur dalam menentukan pilihan pasangan cabup-cawabup (calon bupati-calon wakil bupati) yang bakal maju pada Pilkada Gresik 9 Desember 2015, akhirnya ditambatkan.
Dua organisasi perempuan terbesar di Kabupaten Gresik ini di bawah naungan PCNU ini dengan tegas menyatakan mendukung SQ. "Secara organisasi Fatayat dan Muslimat bukan organisasi politik, namun boleh berpolitik. Boleh menentukan pilihan," kata Wakil Ketua Muslimat Kabupaten Gresik, Ny Hj. Aliyah Ghozali Fanani saat istighotsah dan doa bersama untuk keselamatan Gresik, di Desa Sembayat, Minggu (22/11), malam.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (5): Ada Wacana Munculkan Figur Kades
Menurut dia, dalam menghadapi Pilkada Gresik 9 Desember 2015, Fatayat dan Muslimat telah lakukan ikhtiar untuk mencari pilihan calon bupati dan wakil bupati yang tepat. "Dan pilihan kami jatuh kepada SQ," jelas dia.
Ditambahkan dia, Fatayat dan Muslimat menambatkan pilihan kepada pasangan SQ, karena ingin Gresik sejahtera, masyarakatnya makmur dan sehat wal afiat. "SQ yang bisa membawa Gresik lebih baik," pungkas dia.
Sementara pasangan cabup-cawabup, SQ yang melakukan sambutan bersamaan menyatakan tidak banyak memberikan sambutan. Sebab, keinginan SQ mendengar pernyataan Fatayat dan Muslimat sudah terwujud. "Tidak usah panjang-panjang sambutannya pak Qosim. Sebab, kita sudah dengar pernyataan ibu-ibu Fatayat dan Muslimat," kata Sambari di hadapan ribuan undangan.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (2): PDIP Berharap Pemimpin dari Gresik Selatan
Sementara pengasuh pondok pesantren Bumi Salawat Tulangan, Sidoarjo, KH Agus Ali Mashuri dalam ceramahnya menceritakan soal imam Hasan al Basri yang ditamui tiga orang. Pertama, kepala desa yang dihadapkan kesulitan rakyatnya. Kedua, pedagang yang bangkrut. Ketiga, pasangan suami istri yang tidak memiliki anak. "Semuanya diminta imam Hasan al Basri untuk istighfar," kata dia.
Menurut dia, saat ini banyak orang yang kehilangan jati diri. Sehingga, selalu curiga dengan orang lain. " Curiga saja," jelas dia. Mengapa orang kehilangan jati diri karena salah menilai hidup. " Makanya, jadi orang jangan nanggung," terang Agus Ali. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News