Awas, Jangan Sembarang Pasang Knalpot Brong pada Motor Injeksi

Awas, Jangan Sembarang Pasang  Knalpot Brong pada Motor Injeksi Seorang pedagang mengganti knalpot motor pelanggan di sebuah toko onderdil sepeda motor bekas. (ft: tempo)

BANGSAONLINE.com - Motor dengan mesin sistem injeksi tengah mendominasi di seluruh dunia. Selain merupakan pengembangan teknologi, motor dengan pembakaran bahan bakar sistem pengkabutan ini terkenal lebih irit bahan bakar. Mulai dari motor skuter matik, moped (motor bebek), hingga motor berkarakter sport, menggunakan teknologi ini.

Akan tetapi, bagi sebagian pemotor, ada kekurangan yang nyata pada motor bermesin injeksi. Suara yang dihasilkan terlalu hening sehingga mereka kerap mengganti knalpot dengan produk aftermarket yang disebut knalpot racing, balap atau brong.

Baca Juga: Kaca Film Mobil Berkinerja Tinggi Lifin Premium Window Films Nano IR Ceramic

Sistem pembuangan jenis freeflow yang awalnya memang dikhususkan untuk motor balap tersebut memang membuat tarikan motor menjadi lebih bertenaga dan suara yang dihasilkan pun terdengar garang.

Tak ada yang salah dengan penggantian elemen pembuangan ini, selama mengerti dengan kosekuensi dan tata caranya. Ada beberapa konsekuensi logis jika Anda menggunakan knalpot freeflow seperti di uraikan 78deka.com.

Salah satunya, jika penggunaan knalpot racing tidak dibarengi dengan penyetelan ulang suplai bahan bakar melalui electronic control unit (ECU), bukan peningkatan performa yang didapat, melainkan putaran mesin yang tidak stabil.

Baca Juga: 4 Alasan Alex Marquez Kembali Tampil Mengesankan di MotoGP 2023

Maniakmotor menjabarkan pada motor sistem injeksi ada sensor karbondioksida (CO2) yang dipasang pada saluran exhaust (pembuangan) yang membaca secara otomatis debit gas buang. Bila knalpot digantidengan karakter brong, maka sensor ini akan mengirim sinyal berbeda pada ECU. Sensor akan bercerita pada ECU, bahwa ia sudah dilewati banyak gas buang yang tidak seperti biasanya.

Ada dua penempatan sensor dari bawaan motor injeksi. Yakni pada leher knalpot dan di mulut saluran buang. Jika sensor Co2 ini dipasang pada leher pipa kenalpot, akan membuatAnda sedikit kerepotan apabila ingin menggntinya dengan knalpot racing.

"Sensor CO2 pada saluran buang ini yang ikut membaca bahan bakar yang belum terbakar. Campuran bensin terlalu kaya, miskin dan sebagainya langsung diperbaiki dari ECU dengan cara memainkan waktu pengapian dan throttle body. Kurang lebih kerjanya seperti itu," kata Jumari, kepala mekanik Yamaha Perwira Motor di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Baca Juga: Habiskan Stok Jelang Lebaran 2023, Toyota Gelar Ramadan Expo di Pakuwon Mall Surabaya

Jika suplai bahan bakar di ECU tidak disetel ulang, menurut Jumari putaran mesin akan kacau karena ECU tidak menerima input dari sensor CO2. Akibatnya tidak akan terjadi penambahan tenaga yang diharapkan.

Mengganti knalpot pada motor injeksi tampak merepotkan, namun bukan berarti tidak memungkinkan. Mekanik Gatot Subagio dari Yamaha Bagas Motor, Bekasi, mengatakan tak terlalu sulit untuk menyetel sensor pada bagian ini.

Yang harus dipastikan, lanjut gatot, mekanik yang melakukan penggantian mesti paham soal pengenalan arus serta pembacaan data pada komponen ECU. "Tinggal menaikkan skala CO dan HC untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk dengan alat diagnostik. Tak perlu ganti jetting," ujarnya pada Otomotifnet.

Baca Juga: Tren Pasang Dashcam Meningkat, Simak Fungsi Dashcam Mobil

Namun sebagai catatan, untuk menaikkan skala CO dan HC diharuskan menggunakan diagnostic tool. Saran dari kami jika Anda ingin mengganti knalpot motor injeksi dengan jenis racing, lakukanlah di bengkel resmi yang punya diagnostic tool itu.(beritagar)

Sumber: beritagar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO