LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Warga di Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo melihat material pijar meluncur turun dari kawah Gunung Semeru sampai sejauh 3 kilometer ke arah Tenggara, Sabtu (23/1)
Menurut salah satu warga setempat, Hariyono, guguran material pijar yang meluncur dari kawah gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, menjadi guguran awan panas di jalur lava arah Tenggara. Secara visual, guguran material pijar itu terlihat seperti luncuran material vulkanik yang diliputi asap tebal mengarah ke selatan. "Namun tidak terdengar suara bergemuruh," katanya dilansir suarasurabaya.net, Sabtu (23/1).
Baca Juga: Pramuka Lumajang Buka Suara Usai Nama Baiknya Dicatut Thoriq Soal Pengelolaan Donasi Semeru
Kendati demikian, warga tetap tenang dengan kondisi tersebut. "Sebab, warga juga sangat paham jika Gunung Semeru sudah memasuki fase bahaya. Ini seperti kearifan budaya lokal di antara warga," ujarnya
Kata Hariyono, kejadian guguran material pijar dimungkinkan terjadi. Karena, selama dua hari terakhir di puncak Gunung Semeru terus-menerus diguyur hujan deras. Akibatnya material vulkanik yang menumpuk di jalur lava ke arah tenggara akhirnya tergelontor turun.
"Kemungkinan sumbatan jalur lava yang tertutup material longsor jadi terbuka. Karena material vulkanik yang menumpuk di sana tergelontor turun di jalur lava ke arah tenggara. Sehingga jalur lava menjadi terbuka dan terjadi guguran material pijar ini," ujarnya.
Baca Juga: Kamis Pagi ini, Gunung Semeru Alami Erupsi Abu Vulkanik Setinggi 700 Meter
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Lumajang, Hendro Wahyono mengatakan, Gunung Semeru mengeluarkan 56 letusan yang terjadi selama 24 jam terakhir pada Sabtu (23/1).
"Selain itu, teramati juga 10 kali hembusan dan sekali tektonik jauh," katanya. Lanjutnya, terpantau cuaca terang, angin tenang dan suhu berkisar 24 derajat celcius. Sehingga pengamatan visual Gunung Semeru dari Pos PGA Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro tampak jelas.
Dengan hasil pengamatan vulkanik ini, Hendro Wahyono menegaskan bahwa sejauh ini aktivitas vulkanik gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini masih berstatus waspada (level II).
Baca Juga: Sasar Desa Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, BPBD Jatim Bentuk Destana di Lumajang
"Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik meski terjadi letusan dan hembusan berulang dalam 24 jam terakhir. Status vulkanik Gunung Semeru masih waspada. Dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," katanya.
Hendro Wahyono bersama personil BPBD Kabupaten Lumajang juga melakukan pemantauan langsung di jalur lava yang dilaporkan sudah terjadi guguran material pijar pagi tadi. Hasilnya, dipastikan kondisi di lokasi juga tetap aman.
"Guguran material vulkanik dari puncak Gunung Semeru merupakan aktivitas biasa saja. Dimungkinkan itu dampak hujan deras yang mengguyur puncak Semeru. Sebab dari laporan pengamat di PGA Gunung Semeru, puncak Semeru juga diguyur hujan deras. Sementara, material vulkanik yang bertumpuk di puncak terus bertambah volumenya. Akhirnya, material itu yang meluncur turun di jalur lava menjadi guguran," pungkasnya. (ssn/rev)
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Letusan Awan Setinggi 800 Meter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News