BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Tanaman padi seluas 475 hektare di tiga desa, di Kecamatan Baureno, Bojonegoro pagi tadi mulai digenangi air. Rinciannya, di Desa Karangdayu seluas 275 hektare, Desa Pomahan 100 hektare dan Desa Kauman seluas 100 hektare.
"Sebagian ada yang dikorbankan karena padinya sudah tidak terlihat (terendam air,red)," ujar Kaur Pemerintah Desa Karangdayu, Supari, Rabu (10/2/16).
Baca Juga: Rawan Banjir, 4 Kecamatan di Bojonegoro Ditetapkan Kampung Siaga Bencana
Dari tiga desa itu padi yang tidak bisa dipanen kurang lebih seluas 250 hektare. Warga tidak bisa menebas padinya lantaran ketinggian air hampir mencapai 1 meter hingga 1 setengah meter.
Pantauan BANGSAONLINE.com di lapangan, tampak ratusan warga pontang-panting memanen padinya. Para petani menebas padinya dengan sebilah sabit, kemudian diletakkan diatas terpal (plastik) untuk dibawa ke tepi. Selanjutnya petani merontokan padi dengan mesin grantek.
Panen dini itu dilakukan untuk menghindari kerugian material yang besar. Sebab, biaya tanam dan pemupukan membutuhkan biaya yang banyak. "Meski masih bisa dipanen tapi tetap rugi, karena bulir padi belum terlalu berisi. Tapi dari pada tidak panen ya terpaksa kita panen dini," ujar salah satu petani Jahuri. (nur/rev)
Baca Juga: Pemkab Dituding Tak Peka, Peneliti Lingkungan Sebut Bojonegoro Sedang Krisis Iklim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News