Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan terus Disorot

Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan terus Disorot

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Rencana kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai awal April 2016 mendatang terus menuai banyak kontroversi. Pasalnya sebelum adanya perbaikan manajemen dan pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN), rencana tersebut diminta ditunda.

Seperti diungkapkan oleh Dede Macan Yusuf Efendi menyebutkan bahwa manajemen BPJS Kesehatan dinilai masih amburadul sehingga berimbas pada pelayanan yang kurang maksimal. Hal itu semestinya dijadikan bahan pertimbangan sebelum menaikkan iuran.

"Selesaikan dulu pelayanan, baru bicara soal kenaikan iuran. Jadi tidak langsung membebani masyarakat," ujar Ketua Komisi IX DPR ini saat menjadi pembicara pada diskusi Polemik BPJS Antara Sehat atau Sengsara di Jakarta, Sabtu (19/3) siang.

Dicontohkannya soal kerja sama dengan coordinator of benefit (COB) yang belum selesai. Bagi para pekerja yang harus membayar BPJS Kesehatan dengan asuransi komersil (double cash) tentu dinilai terlalu memberatkan.

Di sisi lain, distribusi dana untuk tenaga medis juga belum merata serta patut dipertanyakan. Di daerah nonbantuan layanan umum (non-BLU), uang yang seharusnya langsung ke tenaga kesehatan diputar ke APBD.

"Regulasi seperti ini sebaiknya diperbaiki, kalau ada yang harus dievaluasi, lakukan. Bukan programnya yang dihilangkan tapi manajemen dan pelayanannya yang perlu ditingkatkan," tuturnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO