
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Sebanyak 27 siswa tidak mengikuti pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA, SMK, dan MA yang digelar serentak di Kabupaten Bojonegoro, Senin (4/4). Mereka tidak mengikuti pelaksanaan ujian nasional karena berbagai sebab seperti dikeluarkan dari sekolah (drop out), meninggal, atau sakit.
Pada hari pertama pelaksanaan ujian nasional, siswa SMA jurusan IPA mengerjakan soal ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Kimia. Sedangkan, siswa SMA jurusan IPS mengerjakan soal ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Geografi.
Siswa yang tidak bisa mengikuti pelaksanaan ujian nasional yaitu 4 siswa dari SMA PGRI Padangan, 1 siswa SMK Pelita Harapan Padangan, 1 siswa SMK Kasiman, 1 siswa SMK Negeri Kepohbaru, 1 siswa SMK Negeri 7 Kepohbaru, 1 siswa SMA Bahrul Ulum Kepohbaru, 1 siswa SMA Wahid Hasyim Kepohbaru, 1 siswa SMK Negeri Purwosari, 1 siswa SMK Negeri Sekar, 1 siswa SMA Islam Klepek, 1 siswa SMA PGRI Ngasem, 1 siswa SMA IT Ngelingi, 1 siswa SMK Negeri Baureno, 1 siswa SMK Darul Ulum, 1 siswa SMA Negeri Dander.
Selain itu, di wilayah Kota Bojonegoro tercatat siswa yang tidak bisa ikut ujian nasional yakni 1 siswa MAN 2 Bojonegoro, 2 siswa SMA Muhammadiyah Bojonegoro, 4 siswa Darmawirawan, 1 siswa SMK PGRI 2 Bojonegoro, dan 1 siswa SMK Negeri 3 Bojonegoro.
Menurut Kepala Bidang SMP, SMK, dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Puji Widodo, siswa yang tidak bisa mengikuti ujian nasional ini karena berbagai kendala. Dulu, kata dia, sebelum dilaporkan ke pusat siswa itu masih aktif. Namun, saat pelaksanaan ujian nasional mereka banyak kendala. Ada yang terkena musibah seperti meninggal, karena bekerja, dan juga ada yang menikah.
“Siswa yang tidak bisa ikut ujian nasional itu dengan berbagai sebab. Mereka yang mengundurkan diri tidak bisa ikut ujian susulan, peserta yang bisa ikut ujian susulan hanya siswa yang sakit,” ujarnya.
Sesuai data di Dinas Pendidikan menyebutkan, peserta UN SMA, SMK, dan MA di Kabupaten Bojonegoro tahun ini sebanyak 14.190 siswa. Perinciannya, siswa SMA ada 4.757 siswa, SMK ada 6.098 siswa, Madrasah Aliyah ada 3.190 siswa, dan SMA Luar Biasa ada 4 siswa. Sedangkan, sekolah yang menyelenggarakan ujian nasional yaitu 50 SMA, 53 SMK.
Menurut Puji, dari jumlah sekolah yang menggelar ujian nasional itu ada 19 sekolah menggunakan sistem ujian berbasis komputer (computer based test, CBT). Yakni SMAN 1, 2, 3, SMA Model Terpadu, dan SMA Padangan. Sedangkan SMK ada SMKN 1, 2, 3, 4, SMKN Baureno, SMKN Kasiman, SMKN Purwosari, SMKN Dander, SMKN Temayang, SMK PGRI 1 dan 2, SMKN Ngasem, dan SMK Dirgahayu Kedungadem.
Sementara itu menurut Kepala SMK Negeri 2 Bojonegoro, Hidayat Rahman, mengungkapkan, tahun ini pihaknya bisa menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer. “Untuk ujian ini kami menyiapkan lima laboratorium. Masing-masing ruangan laboratorium berisi 20 komputer,” ujarnya.